Armand sebenarnya tidak tahu apa yang sedang terjadi, melihat ayah dan anak itu menatap dengan pandangan yang keji, seakan-akan mereka akan saling membunuh satu sama lain.
Masing-masing keduanya sudah memasang kuda-kuda dengan posisi sikap yang tegap, dan kedua tangan yang sudah terangkat tinggi serta pandangan mata, yang sudah siap untuk menerkam lawan yang akan mulai menyerang terlebih dahulu.
Arvita dan Rojali mulai melangkah bersamaan dengan arah berlawanan, membentuk gerakan berputar pada lantai tanding. Mereka sudah akan siap bertarung, siapa yang akan menjadi pemenangnya? Arvita atau Rojali karena ini akan menentukan nasib Armand berikutnya.
"Babeh harap lo keluarin semua tenaga Lo, karena kalau enggak. Abis ini babeh bakalan unyeng-unyeng tuh si tukang sosor bebek soang." ucap Rojali kesal sambil ia melirik kearah Armand yang segera mengalihkan pandangannya ke Arvita.