Ruang kerja Armand kembali menjadi tegang, padahal didalam ruangan itu hanya ada dia dan Hidayat.
"Pak Armand, tadi saya sudah memanggil Rosa. Seharusnya...." Belum selesai Hidayat berbicara, suara ketukan pintu terdengar nyaring. "Sepertinya itu dia. Biar saya yang membukakan pintu." Ucap Hidayat yang segera mendekati pintu masuk.
Rosa terkejut ketika melihat yang membukakan pintu, adalah Hidayat. Berpikir-pikir ada apa sebenarnya dia dipanggil kedalam ruang kerja Amand, lebih was-was lagi ketika dia tidak melihat Rosa yang ada didalamnya.
"Pagi Pak Armand." Sapa Rosa dengan gugup, ia berdiri didepan meja kerja atasannya.
Pria itu memandang dengan sorot mata yang tajam, memperhatikan raut wajah Rosa dengan seksama. Jari jemari Armand mengetuk pada meja kerjanya, wajahnya yang tanpa berekspresi membuat Rosa semakin dibuat ketakutan terbesar.
