Kedua pasang mata yang masih saling menatap, dan kedua tangan yang masih berjabat tangan. Arvita masih memandang dengan sinis, berbeda dengan Armand yang memberikan tatapan yang memukau seperti biasanya.
"Ehemm... sampai kapan kita akan terus berjabat tangan seperti ini?" Tanya Arvita, kembali ia memberikan senyuman sinis terbaik yang ia punya.
"Bukankah harusnya kamu yang lebih dulu melepaskan tanganku." Jawab Armand dengan sikap santai, segera saja Arvita melepaskan tangan Armand. Wajahnya sudah merona malu, dan kembali ia berdeham pelan.
Keduanya kembali duduk, perbedaannya Armand terlihat lebih santai sedangkan Arvita duduk dengan sikap tegap dan wajahnya yang lebih kearah tegang dan menahan kekesalan.
"Sepertinya anda kesulitan sekali mencari sekretaris, sampai-sampai anda harus mencari sekretaris rumahan." Cibir Arvita, dan lagi seutas senyum kecil milik Armand muncul tersirat pada wajahnya.