(konten pada chapter ini mengandung muatan dewasa, umpatan kasar, dan perkelahian. Dibutuhkan kebijakan pembaca dalam hal ini)
Arvita sudah dikepung oleh tiga pria dengan yang membawa tongkat kasti, tubuh mereka tentu saja lebih besar dari Arvita, walaupun tidak sebesar tubuh Gogon.
Sesaat Arvita melirik kearah ayahnya, yang sedang bertarung seru dengan Gogon.
"Heh.... mendingan lo enggak usah berantem sama kita." Ucap Dadan menyeringai licik, dan mengedipkan matanya pada Dudun yang berada pada sisi kiri Arvita.
"Iya cantik... mendingan nyerah aja. Tapi... imbalannya temenin kita lah... masing-masing semalam aja. Digilir gitu..." Ucap Dudun menimpali perkataan temannya.
"Mulut pada enggak dijaga ya? Kelakuan juga pada nol! Lo pikir gue cewek apaan, enggak usah banyak ngomong deh! SINI SEMUA PADA MAJU, BIAR GUE HAJAR LO SEMUA." Arvita masih dengan sikap waspada, kedua kakinya sudah sigap dengan pandangan yang menyorot tajam.