Armand masih saja menyeringai, dan ia menepuk punggung tangan Arvita yang masih menggenggam tangannya. "Ya benar sekali, saat itu aku membuat sedikit kejutan. Dan disaat itu juga aku memintanya untuk menjadi kekasihku." Ucap Armand menambahkan.
"Benar sekali, Armand. Saat itu aku sangat... sangat... sangat terkejut sekali." Ucap Arvita dengan tawa kecil, agar meyakinkan. Kali ini ia yang mendekati wajah Armand, sambil berbisik. "Saya sangat terkejut sekali loh pak... bapak enggak lupa kejadian saat itu kan." Arvita yang berbisik, dan membuat Armand segera menoleh.
"Memangnya aku membuat kejutan apa?" Tanya Armand dengan mimik wajah serius.
"Apa maksud Pak Armand dengan ciuman itu, itu kan ciuman pertama saya." Protes Arvita, tiba-tiba menjadi kesal. "Tunggu... jadi kamu selama ini tidak pernah...." Ucapan Armand terpotong, karena tiba-tiba suara ponsel milik seseorang terdengar nyaring.