Angelina memainkan jari jemarinya, yang ia ketukkan diatas meja kerja ayahnya. Wajahnya yang cantik, lebih sering merungut kesal. Karena Burhanudin Rustam, sudah memanggil putrinya untuk datang menemuinya di kantor.
"Dimana papa, lama sekali sih." Ucapnya bosan, dan sekarang memutar kursi kerja ayahnya.
Suara pintu yang terbuka, membuat Angelina berhenti memainkan kursi. Melihat ayahnya yang tiba dengan wajah geram, sepertinya Burhan tidak dalam suasana hati yang baik.
"Pah... why are you so long?" Tanya Angelina merajuk. "Papah ngapain panggil Angel kesini sih?"
"Angel, kenapa kamu masih bisa bersikap santai seperti ini? Bagaimana kalau Bram memutuskan untuk tidak melanjutkan project ini bersama dengan perusahaan kita." Burhan kesal, dan berdiri disamping putrinya yang belum beranjak dari duduknya.
"Ya... papah kan bisa cari orang lain yang mau. Gampang kan." Ucap Angelina menyepelekan.