Tara semakin kalut pikirannya. Menghubungi Jonatan berkali-kali pun rasanya tidak ada gunanya. Jangankan mengangkat telepon dari wanita cantik ini, membalas satu pesan yang di kirim oleh Tara saja tidak ada.
"Sial! Haruskah aku pergi ke rumahnya lagi?" Tara masih berfikir ulang. Bagaimana jika nanti saat ia keluar dan menemui Jonatan di rumahnya, papanya meminta orang kepercayaan untuk menguntitnya tanpa sepengetahuan Tara. Ini akan sangat berbahaya bagi Tara maupun Jonatan.
"Tidak, apa yang harus aku lakukan? Sekarang hari juga sudah semakin malam. Bahkan satu jam lagi sudah waktunya makan malam." Kata Tara dalam hati. Ia hanya harus mempersiapkan, jika sewaktu-waktu nanti papanya bertanya lagi soal laki-laki yang akan menikah dengannya.