Yohan dan tiara sampai di aula pesta. Semua mata memandang kearah mereka berdua. Bukan karena ketampanan sang presdir dan kecantikan Tiara yang sudah tidak di ragukan lagi. Tetapi kedatangan mereka yang bersama-sama dan juga posisi tangan tiara yang menggandeng erat lengan sang presdir tampan itu.
Selama ini belum ada satu pegawai pun yang mendapatkan kehormatan dan kesempatan emas bisa berdiri berdampingan dengan orang nomor satu di perusahaan itu. Tetapi keduanya terlihat tidak ada rasa canggung sama sekali satu sama lain, seolah sudah sangat terbiasa melakukannya.
"Sayang, Semua orang tengah melihat kearah kita." Bisik tiara dengan suara pelan di telinga sang presdir.
"Tenang, mereka hanya kagum dan iri kepadamu. Sudah lama dari wanita-wanita itu menginginkan posisimu sekarang. Tetapi tidak ada satupun dari mereka yang berhasil mendapatkannya." Kata yohan sambil terus berjalan masuk ke dalam ruangan bersama Tiara.