Yu Xi pun kemudian membuka buku bersampul janda itu dan membacanya.
"Wow, apakah yang kamu tulis ini puisi?" tanya Yu Xi. "Zhen Yang, aku tidak menyangka kau bisa menulis puisi yang begitu indah?"
"Ehem, sedikit..." jawab Lu Zhen Yang malu karena di puji. Telinganya naik dan memerah.
"Setiap hari, setiap puisi yang dia tulis, semuanya adalah tentang diri ku." batin Yu Xi tersentuh. Jantungnya berdebar kencang membaca setiap tulisan indah sang suami tentang dirinya. "Kepedulian dan kekhawatiran ketika bertemu dengan ku, dugaan dan gelisah dalam penantiannya saat aku menanggapinya, bergembira ketika berkomunikasi dengan ku, aku tidak menyangka dia mencatat semuanya dalam bentuk puisi. Benar-benar seorang jenius!"
"Wah... tulisan mu bagus sekali, Zhen Yang." puji Yu Xi. "Ternyata tulisan suami ku bagus sekali!"
"Ah... biasa saja..." Wajah Lu Zhen Yang makin memerah karena mendapatkan pujian dari sang istri.