Deana berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Sesekali matanya melirik jarum jam di dinding kamar. Sudah 3 jam sejak terakhir kali Pino menelepon namun belum ada kabar lagi.
Deana menggigit-gigit gemas jarinya. Pikirannya berkecamuk dan perasaannya bercabang.
"Abang baik-baik aja."
Entah kalimat yang ke berapa kalinya terlontar dari bibir Deana. Harapannya hanya satu, Pino kembali ke sampingnya dalam keadaan baik-baik saja.
"Kak?"
Ketukan di pintu kamar dan suara panggilan Cecil membuat Deana membuka pintu kamarnya.
"Belum ada kabar?" tanya Cecil yang kini melangkah masuk dan duduk di tepian ranjang Deana.
Deana menggeleng dan memilih duduk di atas sofa. Tangannya meraih ponsel yang sengaja dia letakkan di atas meja sejak selesai berkabar dengan Pino 3 jam yang lalu.
"Jangan kepikiran terus. Nggak bagus buat perkembangan dedeknya."
