Chereads / WEDDING MR.A / Chapter 51 - BAJINGAN

Chapter 51 - BAJINGAN

Kesel Reading.

****

Sandra terbangun karena rasa nyeri di perutnya. Saat dia membuka mata dia berada di tempat yang sangat asing.

"Sudah bangun Tuan Putri?" Seorang pria menghampirinya.

"Ayah?" Sandra masih bingung kenapa dia dibawa ke sini. Dan di mana ini?

"Ayah apa maksudnya ini? Aku dibawa ke mana?"

Laki-laki itu menyeringai. "Aku bukan ayahmu. Tapi kalau laki-laki di pojok sana mungkin ayahmu."

Pandangan Sandra tertuju pada laki-laki yang duduk di kursi dan kedua tangan terikat di belakang.

Ini aneh kenapa ayahnya menjadi dua. Apakah itu saudara kembarnya? Namun, itu tidak mungkin bukankah dia sudah meninggal. Bersama tunangan ayahnya?

"Siapa kamu? Dan ayahku yang mana? Kenapa ayah ada dua?" tanya Sandra bingung.

Belum sempat laki-laki itu menjawab Sandra merasakan sakit yang luar biasa di perutnya.

"AAAAAAKKKKKKHHHHHH!" Sandra menjerit keras saat merasakan sesuatu yang merembes di antara kedua pahanya.

"SANDRAAAAAAAAAA!" Laki-laki itu menjeritkan namanya seolah-olah ingin menolong tetapi tak bisa karena diikat dengan erat.

"Aayahhhh sakiit ...." Sandra mencengkeram kuat pinggiran ranjang yang didudukinya, sedang tangan satunya mengelus perutnya yang membuncit.

"LEPASKAN DIA! DIA MAU MELAHIRKAN!"

"Apakah aku terlihat peduli? Dia mati pun aku tak peduli dan dia bisa melahirkan setelah menyelesaikan transaksi ini!" kata laki-laki yang berada di dekat Sandra lalu dia menaruh laptop di depan Sandra.

"Ayo Nak selesaikan ini dan anakmu bisa keluar," katanya santai.

"Apa ini?" tanya Sandra sambil menahan rasa sakitnya.

"Aku tahu kamu pintar. Jadi untuk apa aku jelaskan."

Sandra melihat laptop di depannya dengan kemarahan yang tidak bisa tersalurkan. Lelaki ini ingin menguasai seluruh harta Brawijaya dan Draco.

BAJINGAAAAAAANNNNNNNNN!

*****

Sandra berusaha menahan rasa sakitnya yang semakin intens. Dia harus berusaha tetap fokus pada layar komputer di depannya.

Bajingan ini ternyata berniat membuat suaminya bangkrut.

Wajahnya yang sama dan mirip dengan ayahnya ternyata hanyalah hasil operasi plastik belaka.

Dan bodohnya ayahnya mengira dia adalah kembarannya yang padahal sudah dipastikan meninggal 20 tahun lalu.

Jika bukan karena pistol yang mengacung di kepala sang ayah. Sandra pasti sudah membuat para penculiknya itu babak belur.

Cuma 5 orang mah gampang dia hadapi. 10 menit juga kelar. Tapi lagi-lagi Sandra berpikir ini bukan hanya tentang dia, tapi ... ada anak di dalam perutnya yang harus segera di amankan dan ayahnya yang juga dalam ancaman. Jadi ... Sandra tidak bisa melawan dan hanya bisa mengikuti aturan mereka.

Sudah cukup ayahnya yang bahkan rela harga dirinya terinjak-injak memohon agar mereka melepaskan Sandra setiap melihat Sandra mengalami kontraksi.

Sandra memang suka kesal pada ayahnya tapi Sandra tak akan pernah rela jika ayahnya berlutut dan merendahkan martabatnya untuk dia. Harga diri yang tinggi adalah sifat yang tak bisa dipisahkan dari seorang Brawijaya. Dan Sandra benci mereka memperlakukan ayahnya seolah ayahnya hanya keset tak berharga.

Sandra tidak tahu dendam apa yang dimiliki orang ini pada Alex. Yang pasti dia bukanlah saingan bisnisnya, karena dia hanya meminta seluruh aset Alex dipindahtangankan menjadi miliknya. Bukan meminta perusahaan Alex menjadi miliknya.

Sandra kembali menjerit lirih merasakan perutnya yang berkontraksi lagi. Sabar ya Nak sebentar lagi kita akan bebas, gumam Sandra sambil mengelus perutnya berusaha menenangkan si bayi yang kelihatan sudah tak sabar ingin keluar.

Sandra bukan orang bodoh, dia hacker profesional, dia memang melakukan apa yang diinginkan penyekapnya itu tapi dia juga meninggalkan jejak agar Alex bisa melacak dan segera menjemputnya.

Hingga 25 menit kemudian Sandra sudah berhasil melakukan apa yang diinginkan orang itu tapi sebenarnya dia tak menguras seluruh aset Alex dia berhasil menyembunyikan beberapa data yang berisi beberapa saham Alex di perusahaan lain. Berjaga-jaga kalau Alex tak berhasil menemukannya dan Sandra hanya ingin Alex bisa bangkit lagi.

"Good job, Nak!" Pria berengsek itu akhirnya menyuruh anak buahnya membawa Sandra menuju mobil yang sudah disediakan.

"Ayah ...." Sandra melihat ayahnya yang sedikit babak belur dibopong menuju ke arahnya.

"Tenang Nak ayahmu akan selalu bersamamu dan kalian akan kukirim ke tempat di mana tak kan ada yang bisa menemukan kalian berdua. Karena mulai sekarang Pramana Brawijaya adalah aku."

Ingin sekali Sandra meludahi wajah kurang ajar itu. Wajah yang sama dengan ayahnya. Tapi wajah yang memiliki sejuta sifat iblis di dalamnya.

Sandra tak bisa menahan lagi jeritan kesakitannya bayinya benar-benar sudah ingin keluar.

"Aku mohon cepat bawa Sandra ke rumah sakit bayinya akan keluar." Ayah Sandra memohon sambil berlinangan air mata. Tak tahan melihat putrinya yang mengerang kesakitan sejak  setengah jam yang lalu.

"Bawa mereka ke bidan saja setelah melahirkan langsung kirim ke tempat yang sudah saya tentukan," kata orang itu pada anak buahnya.

"Baik Tuan." Setelah mengatakan itu akhirnya mobil melaju lagi tapi lagi-lagi tangan Sandra dan ayahnya diikat dan diberi penutup wajah agar tidak bisa melihat apa pun.

Saat hampir sampai ke tempat bidan akhirnya mereka melepaskannya. Dan segera membawa Sandra ke ruang bersalin.

Sandra tidak munafik saat di mana dia melahirkan dia ingin didampingi suaminya. Dia juga ingin ada ibunya. Bahkan di antara teriakan kesakitannya. Dia mengingat janji kakaknya Mas David. Yang akan menemani proses persalinanya. Layaknya dia menemani kakaknya Ai melahirkan dulu.

Namun Sandra tidak menyesal menghadapi ini semua. Karena di sini ada ayahnya. Ayahnya yang menggenggam tangannya di setiap tarikan napasnya. Ayahnya yang mengatakan kata-kata penghibur di setiap teriaknya. Ayahnya yang mengusap keringatnya. Saat setiap dorongan serasa menyobek perutnya. Dan ayahnya yang pertama menggendong putrinya disertai suara adzan yang berkumandang di telinga kecilnya.

Selamat datang putri cantikku. Selamat datang di duniaku.

Selamat datang ALEXSA ANGGELINA DRACO.

Alex anak kita sudah lahir. Dia sangat cantik. Dan dia mirip sekali denganku.

Segeralah temukan kami. Jemput kami. Kami menunggumu ... Gumam Sandra lirih sebelum kantuk mengalahkan tubuhnya yang kelelahan.

****

TBC