Alex sedang membuka berkas rapat saat telepon di meja kerjanya berbunyi.
"Selamat siang, Mr. A, ada wanita yang ingin bertemu dengan Anda, saat ini dia berada di lobi karena tidak memiliki janji temu," ucap sekertarisnya.
Alex mengumpat, dia benci jika ada jalang-jalang yang menemuinya di kantor. Kantor itu tempat bekerja bukan buat transaksi lendir. Alex akan menemui mereka jika dia butuh bukan saat para jalang itu butuh.
"Aku ada rapat sebentar lagi, katakan pada wanita itu jika masih ingin bertemu suruh dia tunggu di lobi," kata Alex kesal.
"Baik, Pak, selamat siang!"
Alex tidak tahu siapa jalang yang berani memasuki kantornya, tetapi yang jelas dia tidak akan sudi menemuinya, lagipula Alex tahu sifat mereka paling menunggu 10 menit saja mereka akan bosan dan pergi sendiri dari kantor miliknya.
Lagipula Alex sekarang sudah beristri, walau dia tidak mencintainya tetapi dia tidak akan mengecewakan mommy-nya dengan drama pengkhianatan atau orang ketiga.
Ah, entah kenapa saat memikirkan Sandra, Alex tersenyum sendiri, awalnya Alex pikir dia akan terjebak dengan wanita yang membosankan yang berkelakuan bak putri manja dengan segudang permintaannya.
Tetapi ternyata dia salah, istrinya justru memiliki segudang kejutan, untuknya.
Alex memberinya kartu kredit agar dia bisa berbelanja seperti kaum sosialita pada umumnya, tetapi dia tidak memakainya, apa yang dia lakukan pada kartu kredit itu, menjadikannya pembatas buku. Hebat, kartu kredit tanpa batas hanya dijadikan pembatas buku.
Sandra melakukan itu karena Alex pikir mungkin bukan gayanya belanja barang di Indonesia, jadi saat setelah selesai bercinta Alex mencoba menawarkan istrinya belanja ke luar negri, tetapi dia tetap menolak, alasannya, jika semua baju dan perhiasan sudah dibelikan untuk apa dia belanja lagi, buang tenaga katanya.
Alex terkejut, tentu saja, baru kali ini dia tahu ada wanita yang tidak tertarik belanja, setahu Alex
wanita dan belanja itu satu paket, kalau istrinya tidak suka belanja berarti dia termasuk wanita paket hemat. Dan satu lagi yang bikin Alex sempat istighfar berkali-kali, padahal seumur hidup dia lupa kapan terakhir istighfar. Semua itu terjadi gara-gara Alex melihat buku bacaan yang selama ini dibaca istrinya.
Bukan novel romance, chicklit, ataupun kisah alay remaja tetapi judulnya bikin Alex melotot tidak percaya. AJI JAPA MANTRA lalu RITUAL DAN PELET terus DUKUN SAKTI dan beberapa novel horor. Saking ngerinya Alex sempat berpikir Istrinya itu penganut ilmu hitam. Dan membayangkan istrinya jadi Sandra Kiyose itu amat sangat menakutkan.
Akhirnya karena penasaran Alex bertanya lagi, kenapa Sandra mengoleksi buku-buku seperti itu, katanya Sandra takut hantu jadi dia membaca semua buku yang bisa mengusir hantu dan dia menganggap isi buku-buku itu lucu.
Lucu nama ajiannya, yang katanya ajian paku ra mlebu, ajian kerbau ditikung, ajian broto kentut dan entah apa lagi yang dia bicarakan. Alex masa bodohlah dengan selera istrinya yang ajaib itu. yang penting ritualnya beneran ngusir hantu bukan malah datengin para hantu.
Memikirkan istrinya, Alex jadi pengen pulang, mau lihat keanehan apa lagi yang diperbuat istrinya, jangan-jangan dia lagi pakai pakaian dukun dan mempraktikkannya, membayangkannya saja Alex sudah tersenyum sendiri.
Apalagi kalau teringat desahannya yang tidak kencang tetapi cukup merangsang, ahhhh Alex harus pulang dan makan siang di rumah. Putusnya saat itu juga.
Namun saat baru turun ke lobi dan menuju mobil, langkah Alex terhenti saat melihat sosok wanita yang tidak asing, dia terlihat asyik memainkan ponselnya tanpa mempedulikan orang yang lalu lalang di sekitarnya.
"San San, apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Alex heran karena istrinya duduk di lobi.
Sandra mendongak dengan tersenyum tetapi matanya terlihat kesal. "Alex, kenapa lama sekali, aku sudah menunggumu lebih dari 3 jam, kenapa sih susah sekali bertemu denganmu emang rapatnya penting banget ya?" tanya Sandra sambil berdiri.
Alex memandang Sandra bingung, lalu teringat sesuatu, jadi wanita yang menunggunya dari tadi itu istriku sendiri?
"Kenapa kamu tidak langsung ke ruanganku saja," ucap Alex berusaha tidak merasa bersalah karena sudah membuat istrinya menunggu lama di lobi.
"Aku kan tidak tahu di mana ruanganmu? Lagipula kata Mbak berdada besar itu kamu menyuruhku menunggu di sini?" kata Sandra sambil menunjuk sang resepsionis.
Mendengar itu Alex menghampiri resepsionis dengan wajah dingin, berani sekali dia membuat Istri
dari CEO Draco Group menunggu 3 Jam, batin Alex kesal. Melihat sang CEO menghampirinya, resepsionis itu langsung menampilkan senyumnya yang paling menggoda.
"Kamu lihat wanita itu," tunjuk Alex pada Sandra.
"Iya, Pak, apa dia mengganggu, kalau iya saya akan panggilkan security untuk mengusirnya," ucap sang resepsionis percaya diri.
"Mengusirnya? Kamu mau mengusir istriku?" tanya Alex galak.
"Is-istri?" Seketika Resepsionis syok. CEO-nya sudah beristri dan istrinya masih bocah? Ohhh dia ingin pingsan di tempat, pasti bocah kecil itu memelet bosnya, secara selama ini yang datang selalu wanita sexy nan semlohay, kenapa menikahnya sama ABG labil begini?
Jangan-jangan bosnya sekarang jadi pedofil?
"Aku hanya akan mengatakannya sekali, jika istriku datang lagi, sambut dengan benar, antar ke ruanganku segera, kalau sampai dia kesal atau kecewa, kamu aku pecat, mengerti?"
Si resepsionis hanya bisa mengangguk dan megap-megap karena ketakuatan, dia hampir dipecat karena seorang ABG labil.
"Alex apa yang kau katakan pada Mbak dada besar itu, kenapa wajahnya kayak habis digigit vampir, pucet pasi," tanya Sandra penasaran.
"Bukan apa-apa, ayo pulang aku mau makan siang di rumah," ucap Alex sambil menggandeng tangan Sandra.
"Kenapa nggak pesen dianter saja, kita makan di kantormu, aku capek nunggu kamu dari tadi, di ruanganmu pasti ada sofa aku pengen rebahan sebentar lagian ada yang ingin aku bicarakan," bujuk Sandra.
Alex mengangguk, dia lupa bertanya tujuan istrinya menghampirinya ke kantor, pastilah hal yang penting jika Sandra sampai mau ke luar rumah.
"Mau makan apa?" tanya Alex begitu mereka memasuki ruangannya.
"Boleh aku minta pizza, es krim cokelat, cireng dan bakwan goreng?" tanya Sandra cepat.
Alex hanya mengangguk dengan permintaan Sandra yang tidak serasi sama sekali, dia menelepon sekertarisnya dan menyuruhnya memesan makanan sesuai keinginan sang istri.
Setelah selesai Alex duduk di sebuah sofa panjang dan memberi isyarat pada Sandra untuk duduk di sebelahnya.
"Apa yang ingin kamu bicarakan, San San? Apa ada masalah?" tanya Alex sambil merengkuh Sandra dan menarik duduk di pangkuannya. Seketika wajah Sandra memerah karena malu.
"Kamu ini apa apaan sih, ini kan di kantor Alex bagai mana kalau ada yang lihat?" Sandra menundukkan wajahnya.
"Tenang saja tidak akan ada yang berani masuk ke sini tanpa seizinku, sekarang katakan apa yang membuatmu datang kemari?"
"Aku ingin minta izinmu em ... sebenarnya aku ingin meneruskan kuliahku," ucap Sandra gugup.
Alex menaikkan alisnya dan tersenyum
"Oke," katanya.
Sandra mengangkat wajahnya dan tersenyum lebar. "Serius?" Semudah itu?
"Tentu, tapi ada syaratnya."
"Apa syaratnya?" tanya Sandra was-was.
"Yang pertama, kamu akan berangkat dan pulang dengan sopir dan paling tidak seorang pengawal. Yang kedua kamu dilarang dekat dengan laki-laki lain di kampus. Mengerti?"
Sandra mengangguk "Baiklah itu saja?"
"Masih ada satu lagi."
"Apa?"
"Aku ingin kamu bercinta denganku saat ini juga." Alex mendekatkan wajahnya bermaksud mencium Sandra tapi langsung dicegah olehnya.
"Alex ini di kantor." Alex mengernyit, beberapa jam lalu dia memang mentakan kantor tempat bekerja bukan tempat transaksi lendir, tetapi kalau dengan istrinya Alex rasa bisa jadi pengecualian. Bagaimanapun juga little A miliknya sudah ingin masuk ke dalam surga.
"Kita mau makan siang, kan? Anggap saja aku sedang memakan hidangan pembuka," bisik Alex
mencium Sandra sambil menggendongnya ke balik pintu di mana ada ruang istirahat untuknya.
Tentu saja dengan ranjang luas yang bisa dia gunakan untuk memulai aksinya.
Makan siangnya kali ini memang istimewa.
TBC