happy reading
****
Sandra tak pernah merasa sebahagia ini. Setelah aksi damainya bersama ayah. Senyum tak pernah lepas dari wajahnya. Yah walau dia belum bertemu lagi dengan ayahnya karena ayahnya yang keluar kota karena urusan bisnis. Sandra bahkan sudah merancang apa yang akan dikatakan pada ayahnya jika bertemu lagi nanti. Walau dia tak yakin ayahnya akan menanggapi mengingat sifat ayahnya yang terkesan cuek selama ini.
Dan apa yang terjadi hari ini semakin menambah kebahagiaan hidupnya. Kakaknya Ai akan tinggal
bersama ibunya. Dan kakaknya David mau menginjakkan kaki di rumah yang dulu dia haramkan untuk didatangi.
Seperti biasa kehebohan selalu terjadi bila ada kakaknya Ai. Apalagi setelah kehadiran 2 buah hatinya yang luar biasa cakep. Dan benar-benar duplikatnya Jack. Walau kakaknya tak mengakuinya tetapi sekali pandang orang juga tau kalau mereka anaknya Jack.
Barang yang diangkut Mbak Ai benar-benar melebihi kapasitas. Ibarat pesawat pasti udah jatuh karena kelebihan muatan. Dan yang lebih nyebelin di saat orang-orang memakai baju santai karena membantunya memindahkan barang-barang justru kakaknya itu malah memakai mini dress dan heels 10 cm. Dan menyuruh orang seenak jidat bak Ratu Inggris.
Pantes aja Jack gak mau ama Mbak Ai. Polanya aja macam gitu. Bisa stres si Jack ngadepin Mbak Ayunya itu.
"Ai bisa gak lo diem kepala gue pusing tau gak?" Akhirnya Mas David protes juga.
"Kalau pusing minum obat Abang jangan ngangkatin barang!" ujar Ai polos.
David mengerang frustrasi, untung aja bentar lagi ni makhluk pindah rumah jadi tenang hidupnya. Yah alasan sebenarnya David ngotot tinggal di rumah Alex 100% bukan niatan jagain Sandra ampe lahiran. Tetapi karena ada makhluk cantik yang selalu berdandan sexy tapi kelakuan kayak girlband korea yang baru dikeluarkan dari grupnya. Alay lebay dan penuh drama.
Sandra yang menyaksikan tingkah ke dua kakaknya hanya geleng-geleng saja. Dulu Mbaknya itu gak kayak gini tetapi sejak hamil dan punya anak kenapa jadi rempong ya. Yah tetapi memang dari dulu sih ke dua kakaknya itu sering ribut. Dan entah sadar atau tidak Sandralah yang selama ini jadi penengah. Jangan heran kalau sikap Sandra lebih dewasa dari ke dua kakaknya itu.
"Udah sih Mas sabar aja. Mending dikerjain biar cepet selesai lagian kenapa sih Mbak gak nyuruh anak buah Mas David aja yang beresin?'
"No no no no pertama udah berapa kali Ai bilang jangan panggil Mbak. Panggil Ai just Ai you know? Gak ada embel-embel lainnya. Yang kedua kenapa Ai gak mau barang Ai diberesin ama orang lain karena Ai yakin mereka tak akan memperlakukan barang-barang Ai yang super keren-keren dan mahal-mahal ini dengan baik, jadi Ai gak mau ambil risiko."
"Trus kalau gitu kenapa loe gak beresin sendiri kenapa mesti gue?" protes si babang David.
"Ai kan abis manikur abang ntar rusak dong!" kata Ai sambil menunjukkan kuku-kukunya yang cantik dan lentik.
"Ya elah pekara menikur doang. Ntar Abang menikurin lagi kalau perlu gue beli salonnya biar loe bisa menikur tiap hari!"
"Ich ... Abang gak asyik!" Ai malah ngeloyor pergi meninggalkan abangnya yang makin ngedumel.
"Lihat no Dek kelakuan Mbakmu. Dia aja gak mau dipanggil Mbak tapi dengan seenak jidatnya dia manggil manggil gue abang. Emang gue abang-abang somay!" Sandra rertawa kencang melihat muka kakaknya yang ditekuk karena kesal itu.
"Ya ketawain aja terus benar-benar adek durhaka kalian berdua!"
"Elah Mas gitu aja ngambek sini deh Sandra bantuin."
"Eh ... jangan ... kalau ampe loe kecapean bisa-bisa tu bayi brojol di sini bisa dikebiri gue sama Alex gak bisa lihat anaknya lahir secara live."
"Emang pas Mbak Ai lahiran Mas David lihatin secara live?"
"Boro-boro lihatin Dek yang ada nih Ai yang lahiran tapi badan gue yang hancur."
"Lha kok bisa?"
"Tanya aja Mbakmu itu gimana polanya pas lahiran kapan-kapan kalau Mbakmu hamil jangan deket-deket nyeremin."
Seseram itukah Mbak Ayunya itu? Sampai-sampai Mas Davidnya kualahan.
*************
Setelah acara membereskan, mengepak, dan mengangkut seluruh barang yang diselingi perdebatan dan gurauan di antara 3 saudara itu. Akhirnya mereka sampai juga di kediaman Brawijaya. Rumah yang memiliki seribu kenangan manis dan pahit keluarga ini.
Alex memang tak ikut karena Joe yang merengek minta bantuan Alex ngurus perusahaannya yang tiba-tiba ditinggal kabur oleh Jack, jadilah Joe yang selama ini menerima beres jadi kelimpungan mendapati berkas yang bertumpuk-tumpuk di meja kerjanya, bukan dia gak bisa ngerjain tapi Joe memang memiliki kadar kemalasan yang tinggi jika menyangkut berkas-berkas kerja yang ada di mejanya.
Abaikan Joe dengan segudang kesengsaraan hidupnya, kita kembali ke 3 bersaudara.
Mereka disambut oleh sang ibu Diyah Ayu Brawijaya, wanita anggun yang tidak pernah neko-neko. Ibu penyayang dan penyabar bagi anak-anaknya. Dan istri yang patuh pada suaminya, benar-benar wanita yang luar biasa.
Setelah acara tangis-menangis antara ibu dan ketiga putra-putrinya yang dia rindukan, akhirnya mereka memasuki rumah itu lagi.
Mereka makan malam dengan penuh suka cita. Melupakan semua masalah yang pernah terjadi.
Sandra benar-benar bahagia akhirnya keluarganya berkumpul lagi. Walau masih agak canggung tetapi Sandra tau seluruh anggota keluarga ini merasakan kebahagiaan yang sama yang dirasakan Sandra.
Terima kasih ya Allah telah mengebalikan keluargaku menjadi utuh lagi, ucapan Syukur Sandra dalam hati. Tidak menyangka dia akan menikmati saat-saat berkumpul bersama lagi setelah bertahun-tahun hanya ada kekakuan dan keheningan.
*****
TBC