Chereads / the Story of Pallad / Chapter 2 - Mulai Membantuku

Chapter 2 - Mulai Membantuku

Sekarang umur ku sudah menginjak 8 tahun aku sekarang sudah di bangku Sekolah dasar kelas 2 dimasa ini teman-teman ku semakin banyak, kini keseharian ku lebih banyak di sekolah daripada di rumah dan aku pun sudah mulai tidak terlalu mengkhayalkan kembali Helen seperti dulu, suatu hari aku pulang lebih awal di karenakan Sekolah ku akan di adakan rapat guru SD, aku yang biasa pulang sekolah pukul 1 siang kini aku pulang pukul 10 pagi kini keadaan dirumah kembali terasa kembali seperti dulu, aku mencoba mengambil kartu permainan ku yaitu kartu pokemon yang biasa aku main kan agar menghilangkan bosan di rumah karena teman di rumah ku semua belum ada yang pulang dari sekolah. Aku mencoba kembali berkhayal menjadi seorang pokemon dengan kartu di tangan ku agar terlihat seperti pokemon sungguhan, tiba-tiba entah mengapa aku selalu teringat tentang teman khayalan ku pada saat TK yaitu Helen aku yang merasa terganggu karena memikirkan Helen saat bermain menjadi pokemon akhirnya mengkhayal adanya Helen dan kini aku dan Helen bermain bersama, entah mengapa bermain bersama Helen membuat ku sangat gembira aku lebih terasa menjadi seperti seorang pokemon sungguhan, keesokan harinya aku kembali menjalankan aktivitas sekolah kembali selama di sekolah suatu ketika aku terlibat perkelahian dengan teman sekelas ku rafi dia menjaili aku dengan menghilangkan pensil ku serta mencoret buku catatan ku pada saat itu kelas sangat ramai guru ku sedang menerima telefon di luar aku yang merasa kesal di jahili oleh rafi akhir nya memukul nya tepat di bagian punggung, rafi yang merasa tak terima dan kesakitan akhirnya membalas pikulan ku dengan tamparan di wajah ku, perkelahian ini bisa dibilang terkonyol saat masih duduk di bangku SD kami saling memukul dan temen temen kami hanya melihat dan meneriaki kami, aku pun menangis karena wajah ku mulai memerah dan panas akhirnya aku terdiam dan di pukul oleh rafi, terlihat rafi sangat kesal dan juga senang melihat ku tak membalas kembali serangan nya seketika aku hanya bisa menangis di meja ku teman-teman ku tidak ada yang mempedulikan bahkan temen sebangku ku hanya menyuruh ku untuk tidak menangis dan terus menghajarnya, saat itu aku tidak bisa membalas pukulan rafi aku hanya bisa menahan rasa sakit tiba-tiba temanku Daviel yang duduk di depan menghampiri ku.

"kamu gak apa apa dir ?, Itu merah muka kamu".

Aku hanya menangis dan mengusap air mata ku daviel yang mencoba peduli kepada ku memberikan aku air botol minum nya.

"Nih minum dulu"

Seketika aku melihat ke arah Daviel aku melihat ada Helen di belakang Daviel aku tiba-tiba terkejut dan menyebut helen, Daviel kebingungan dan merasa terkejut juga saat aku berkata

"Helen"

Terlihat dari wajah nya helen merasa kesal dan marah melihat ku yang wajah nya memerah dan baju yang bersih menjadi kotor, seketika aku mendengar suara nya untuk pertama kalinya dan berkata ke arah ku

"Siapa ?"

Secara spontan aku menunjuk ke arah rafi entah mengapa Daviel langsung menghampiri Rafi yang tiba tiba dari arah depan dan menghajar nya tepat di bagian paha rafi yang terkejut dan menangis sangat kencang, pada saat itu aku melihat Helen memegang pundak Daviel dan juga ratapan wajh Daviel sangat berbeda merasa kesal Rafi langsung membalas serangan Daviel tapi serangan yang dilakukan Rafi hanya sia - sia saja dia malah tak bisa sama sekali menghajar Daviel yang dirasuki Helen tak lama kemudian Guru ku langsung masuk kedalam kelas dan melerai pertengkaran antara Daviel dengan Rafi, Guru ku kebingungngan dan menanyakan apa yang sedang terjadi

"Daviel ! Rafi ! ada apa ini kenapa kalian bertengkar ?"

Dengan spontan Daviel menjawab

"Rafi yang memulainya bu, dia menjaili Chaidir, aku menolongnya bu"

Seluruh teman - teman ku dikelas menjawab dan menyoraki Rafi

" iya bu rafi tuh bandel, huuuuuuuu dasar jahat"

Akhirnya Rafi, Aku dan Daviel di berikan pengarahan oleh guruku untuk saling memaafkan, selepas kejadian tersebut aku pulang menaiki jemputan dan pulang menuju rumah sesampainya di rumah aku tak melihat Helen selepas kejadian perkelahaian tadi siang di sekolah aku terus membayangkan Helen tak kunjung juga hadir dan aku pun terus memanggil nama nya

" Helen ?, Helen ?, kamu dimana kok tak ada ?"

Aku mencari sampai ke depan rumah tapi tak kunjung ada juga, hingga bibiku menghampiri ku.

"Kamu nyari siapa de kayanya dari tadi muter - muter rumah, ayo ganti baju dulu"

karena tak ada juga aku pun langsung menuju kamar.

"Iya bi, gak apa apa kok hehehehe"

Waktu menjelang sore aku pun mengaji dan menuju mushola, selama dalam pengajian aku juga mencari Helen di sekitar halaman mushola tetap tak ada juga selepas mengaji aku langsung menuju lapangan bermain dan bermain bersama teman - teman selama aku bermain juga aku tak melihat ada Helen dan merasa ada yang aneh pada saat itu, aku pun tetap melanjutkan bermain bersama teman - teman di lapangan. Waktu tak terasa sudah menunjukan pukul 05.30 sore aku beregas mandi dan melanjutkan pekerjaan rumah selama perjalanan aku bercanda bersama dengan teman - temanku selama perjalanan ada seseorang memanggil namaku.

"Chaidir !, Chaidir !"

Karena merasa terpanggil aku menengok ke arah belakang serta meninggalkan teman - temanku dan apa yang kulihat aku betemu kembali dengan si tampan khayalan ku Helen dengan kusut dia berlari ke arahku .

"kau ku cari tak ada, kau meninggalkan ku ?"

Dengan perasaan senang aku menjawab.

"kau yang kemana aku naik jemputan kau tak kunjung ada bahkan aku cari di rumah kau juga tak ada"

Dengan wajah murung Helen menjawab.

"aku mengikuti teman mu yang aku masuki tadi siang aku sampai lupa dirimu"

Karena Helen telah kembali aku melanjutkan perjalanan pulang bersama Helen.

Sesampainya dirumah aku langsung mandi dan bergegas menuju mushola aku berpamitan dan menuju mushola untuk menuaikan ibadah sholat maghrib, Helen mengikuti ku dan menungguku di luar Mushola selepas sholat aku langsung menghampiri Helen.

"kau tak ikut sholat ?" dengan tersenyum Helen hanya menjawab

"Aku mengikuti mu dan menjaga mu saja"

Selepas itu kami langsung menuju rumah dan menikmati santapan makan malam yang disediakan oleh bibiku aku juga melihat Helen mengikuti makan malam dan duduk di dekat sofa TV selama makan Helen tak mau bersama ku karena dia tak mau makanan nya terganggu karena sewaktu masih TK aku menjatuhkan makanan helen yang aku berikan dan Helen menangis karena aku menjatuhkan makanan nya, dan sejak itu jika Helen ingin makan pasti menjauhiku dan itu mebuatku tertawa. kejadian Siang tadi membuatku merasa Helen adalah sebuah Power ranger bagiku dia telah menolongku dari jahat nya Rafi aku merasa terbantu, tak sampai disitu Helen juga membantuku belajar Matematika karena Helen sangat pandai soal Matematika, setiap ada PR Matematika Helen pasti membantuku, bagiku Helen bukan seorang teman yang biasa bagiku Helen sangat luar biasa. Keesokan harinya aku berangkat kembali menuju sekolah sesampai nya disekolah aku melihatt guruku berbicara dengan mamah nya Daviel, Tak lama kelas pun dimulai guruku memberikan Informasi bahwa hari ini sampai lusa Daviel tak bisa masuk karena Demam tinggi, mendengar itu aku merasa bingung karena baru saja kemarin Daviel membantuku, aku yang kebingungan melanjutkan kembali belajar. Bel istirahat sudah berunyi aku langsung menuju keluar gerbang dan membeli jajanan untuk di bawa ke kelas selama aku jajan aku tak melihat juga Rafi dan begitu juga di kelas tadi Daviel yang tak hadir karena sakit aku sampai tak melihat ada Rafi hari ini di kelas, sesampai nya di kelas aku langsung duduk dan memakan jajananku pada saat aku makan teman ku membicarakan sesuatu bahwa rafi di bawa ke dokter karena memar sedangkan Daviel sakit selepas makan siang di rumahnya karena penasaran aku langsung bertanya kepaada teman ku Fadlin dia berkata bahwa informasi yang dia dapatkan dari mamah nya.

" Fadlin apa benar yang kamu katakan, kan baru kemarin aku dipukuli rafi dan Daviel membantuku ?"

Fadlin menjawab dengan nada yang mebingungkan

"iya benar tau dir kasian ya masa iya baru makan siang langsung sakit aneh tau, apalagi Rafi katanya pas pulang badanya biru semua bekas kaya luka dalem gitu tau dir"

Aku yang mendengarnya merasa aneh dan tidak masuk akal bisa seperti itu, waktu belajar kembali masuk aku pun melanjutkan belajar kembali sampai jam pelajaran selesai.

Bel waktu pulang sudah terdengar aku langsung segera pulang dan menuju mobil jemputan ku karena di mobil masih kosong aku berniat ingin jajan terlebih dahulu pas hendak ingin turun Helen tiba - tiba meraih tanganku.

"Aku mau bilang sesuatu kamu mau kemana ?"

Aku terkejut sampai hampir terjatuh di mobil untung saja Helen meraih tanganku.

"kau ini mengagetkan aku saja, ada apa aku mau jajan, kau mau juga ?"

Helen kebingungngan.

"aku sepertinya mengenal ibu - ibu tadi"

Dengan tertawa aku menjawab pertanyaan nya.

"itu kan ibu guruku kau pasti sudah ta-"

Helen langsung menyela pembicaraanku.

"bukan itu yang tadi di depan kelas mu". "memang nya kau tadi ada di sekolah ?"

"iya aku mengikuti mu aku hanya takut Rafi menjahili mu lagi, OOOOOOOHHHHH iya aku tahu"

Dengan terkejut aku bertanya kembali.

"apa - apa"

Helen langsung melihat ke arahku sambil tersenyum.

"Kemarin itu ibu - ibu yang ada di Rumah Daviel, soalnya aku mengikutinya sampai siang hari"

Dengan membingungkan aku tak mengerti apa yang di maksud oleh Helen.

"itu memang ibu nya Daviel, tapi aku tak mengerti apa maksudmu"

Tak lama keudian Helen menceritakan semuanya bahwa dia mengikuti Daviel sampai rumahnya selepas kejadian menolongku Helen lupa melihat diriku lagi sampai akhirnya Helen mengikuti Daviel sampai rumahnya dan karena tersadar ada yang memanggil namanya Helen tersadar dan mengikuti suara ku yang memanggilnya dari jauh Helen yang bingung akhirnya sampai juga bertemu denganku.

"apa jangan - jangan Daviel sakit karena mu yang mengikutinya sampai rumah nya dan mungkin saja dia tidak kuat dengan mu"

Helen yang mengetahui apa maksudku langsung tersenyum "mungkin saja dia lemah tak bisa menerimaku hehehehe" aku pun langsung bergegas turun dan menutup pintu mobil.

"kau kan sahabatku berarti cuman aku yang bisa dasar kau ini, lain kali jangan seperti itu lagi helen, baiklah aku jajan dulu"

Duaaarrrrrr *

Suaraku menutup pintu mobil, Setiap hari Helen sudahmakin berubah dan dia mulai semakin lebih memantauku dari kejauahan karenakesalahan nya kemarin Helen hanya ingin melindungiku dari jauh saja kembaliseperti yang pernah aku bicarakan bahwa tak hanya sekedar membantuku dalammengerjakan PR Matematika tapi Helen juga bisa menjadi seorang penyelamat tapikekuatan nya pun bisa berbahaya bagi orang disekitarnya melihat Rafi yang memardi pukul oleh nya melalui tubuh Daviel adalah kisah nyata yang pertama Helen Membantuku.