Hatiku masih tergelitik mengingat kebahagiaan kecil seperti sarapan pagi bersama di atas ranjang, kupikir itu bukan masalah karena saat ini dunia bagaikan milik kita berdua.
Ibu jarinya bergerak ke sudut bibirku, "ada sisa mayones." Katanya lalu mengecap mayones tersebut untuk dirinya sendiri tanpa rasa ragu, sedangkan aku merasa desiran di dada karena itu pertama kalinya orang lain melakukan itu padaku.
"Aku punya pertanyaan buat kamu, tapi harus di jawab semuanya." Dia memulai perbincangan.
"Boleh." Aku memberi anggukan samar, lebih tepatnya aku ikut antusias serta penasaran.
"Ada lima pertanyaan tentang 'kenapa' dan itu akan terus berkesinambungan. Jawaban yang kelima nanti akan menjadi jawaban dari pertanyaan pertama."