Chereads / Kompleks Mawar / Chapter 7 - Alena Mengandung?

Chapter 7 - Alena Mengandung?

Jam di dinding kamar nya masih menunjukkan tepat pukul 3 dini hari. Alena tebangung dari tidur nya karena merasakan ada yang tidak beres dengan tubuh nya.

Entah kenapa rasanya Alena sangat mual dan juga pusing yang tiba-tiba menyerang kepalanya.Berjalan menuju kamar mandi dengan menutupi mulut nya karena rasanya ingin sekali mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuh nya.

Langsung saja Alena berjongkok didepan toilet nya memuntahkan semua yang ada didalam perut nya.

"Hoek hoek"Namun yang keluar hanyalah cairan bening,dengan berusaha Alena terus mengeluarkan cairan bening itu tanpa henti.

Arsen menyenyitkan mata dalam tidur nya mendengar sesorang yang sedang muntah didalam kamar mandinya.

Langsung saja Arsen membuka matanya dan bergegas menuju kamar mandi.Dia melihat Alena yang berjongkok didepan toilet,sedikit panik namun langsung saja ia membantu istrinya dengan cara memijit tengkuk nya.

Saat istrinya sudah berhenti memuntahkan cairan bening itu,tanpa rasa jijik Arsen menyeka bibir Alena dengan tangan nya yang sudah dibasuh dengan air tadi.

"Sudah?"Tanya Arsen yang khawatir dengan nya,sebagai jawaban nya Alena hanya menggelengkan kepalanya dan kembali lagi memuntahkan cairan bening itu.

Saat sudah selesai,Alena terduduk lemas wajah nya memerah padam dan nafas nya yang sedikit memburu. Tentu saja itu membuat Arsen panik.

"Kita ke dokter ya sekarang"Arsen menggendong Alena dengan ala bridal style,membawanya kembali menuju ranjang nya.Dan dibaringkan nya tubuh ramping Alena dikasur king size nya.

"Tunggu sebentar mas mau nyiapkan mobil dulu"Saat hendak Arsen keluar kamar sambil membawa kunci mobil nya, Alena memanggil nya dengan nada yang lemas.

"Gak usah mas,disini temenin Nana"Ujar nya sambil menepuk disebelah nya

"Aku gak papa mas,mungkin ini cuman masuk angin"Imbuhnya.

Wajah nya masih terlihat panik namun ia juga menuruti keinginan istrinya dan berbaring disamping Alena.

"Kamu yakin gak mau ke dokter?"Ujar nya memastikan agar Alena mau di pariksa ke dokter, namun dengan senyuman manis nya Alena hanya menjawab dengan anggukan kepalanya.

"Kalau begitu tunggu sebentar"Arsen kembali berdiri dan keluar dari kamar nya,itu membuat bingung Alena.

Arsen menuruni tangga dengan tergesa-gesa dan tujuan nya yaitu dapur.Disana Arsen membuatkan teh hangat dengan campuran madu dan lemon.Mungkin dengan meminum ini,sedikit mengurangi mual dan pusing untuk istrinya.

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja,teh hangat itu sudah dibawanya menuju kamar mereka.

Saat tengah memejamkan matanya agar rasa mual itu bisa segera hilang,matanya dibuka kembali saat suaminya sudah berada disamping nya dengan satu gelas teh hangat.

Alena bangun,menyandarkan punggung nya pada dashboard kasurnya, dan menerima teh hangat yang Arsen buat.Setelah cukup meminum nya Alena kembali membaringkan tubuh nya,sedikit pusing.

Setelah meletakkan cangkir yang berisikan teh itu,Arsen kemudian tidur menyusul Alena yang sudah memejamkan matanya lagi. Tangan nya mengusap kepala Alena dengan penuh kekhawatiran.

Bagaimana tidak khawatir?wajah Alena terlihat sangat pucat setelah istrinya mengeluarkan muntahan.

"Sayang mending kita pergi ke dokter saja ya?"Tanya nya lagi.

Namun Alena hanya menjawab nya dengan senyuman manis diwajah nya yang terlihat pucat.

"Aku gak papa,mas tenang saja"Arsen menghela nafas nya,istrinya memang keras kepala jika sedang sakit seperti ini.Arsen sangat khawatir dengan keadaan istrinya.Takut terjadi sesuatu yang tidak di inginkan terjadi pada istrinya.

Bagaimana bisa Alena mengatakan dirinya baik-baik saja dengan wajah yang sangat pucat?.

Namun dengan begitu Arsen menuruti perintah Alena walaupun didalam hati ia saat ingin membawa Alena ke dokter.

Mereka kembali menuju alam mimpinya,Arsen memeluk Alena dengan posessif.Menutupi tubuh nya dengan selimut,dan mencari kehangatan didalam nya.Ini masih terlalu pagi untuk beraktivitas.

Meskipun tak rela meninggalkan Alena dalam keadaan yang masih sakit,di kantor pun Arsen terus gelisah khawatir dengan keadaan istrinya.

Ia sengaja pulang saat jam makan siang,membuat perintah kepada sekretaris nya agar semua jadwal hari ini dibatalkan saja.Tak peduli dengan klien nya, yang ia pedulikan adalah keadaan istrinya.Saat sebelum berangkat ke kantor,Alena kembali mual-mual namun kali ini tidak mengeluarkan apapun.

Dan saat Arsen mendekat ke arah Alena,istrinya itu tiba-tiba menyuruh nya untuk tidak mendekat ke arah nya karena farfume yang dipakai nya sangat menyengat hidung nya,padahal farfume itu Alena sendiri yang membelinya untuk Arsen dan wanginya sangat disukai oleh istrinya.

"Mas kamu mending ganti farfume nya,wanginya gak enak"Setelah nya Alena kembali memuntahkan cairan bening.

Saat tiba dirumah nya,Arsen dikejutkan dengan Alena yang sedang bersantai didepan televisi sambil memakan makanan manis yang tertata dengan penuh di meja.

Tadi pagi Alena terlihat sangat pucat dan tidak bertenaga,namun saat ini?Membuat bingung Arsen.

"Loh sudah pulang mas?baru juga jam makan siang"Tanya nya hanya melirik tidak minat ke arah suami nya,lebih baik menonton drama yang didepan matanya saja daripada melihat suaminya.

Sempat terpikirkan oleh Arsen bahwa istrinya itu mungkin saja sedang mengandung karena mengalami morning sick?Ah dan tadi pagi juga Alena sempat meminta martabak telur dan satu cup besar ice cream.Mana ada yang berjualan itu dipagi hari.

"Na kamu hamil?"Wajah nya terlihat serius dan Alena menoleh ke arah suaminya dengan mengerjapkan matanya.

"Masa iya mas?"Bukannya menjawab pertanyaan yang di lontarkan Arsen,ia kembali bertanya pada suaminya.

Alena jadi ragu.

Senyuman nya mengembang dengan bola mata yang berbinar,jika memang Alena benar sedang hamil,Arsen adalah lelaki yang sangat bahagia saat itu juga.

Dengan tiba-tiba Arsen menarik tubuh istrinya kepelukan nya dengan penuh rasa bahagia dan terharu.

Sebentar lagi ia akan menjadi seorang ayah untuk anak-anak nanti.

"Tapi kan mas,kita belum tahu benar atau tidak nya?"Berbeda dengan Alena yang nampak nya tidak sebahagia suaminya,wajah nya terlihat sedikit murung.Membuat Arsen menjadi bingung kenapa istrinya tidak senang jika istrinya akan memiliki seorang bayi?

"Kenapa kamu gak senang?kamu gak mau punya keturunan?atau kamu belum siap Na?"Tanya Arsen yang sedikit kecewa mungkin dengan pertanyaan Alena yang seolah istrinya itu tidak mau memiliki keturunan nya.

"B-bukan begitu maksudnya ,jangan salah paham mas.Aku takut nanti mengecewakan mu,Nana takut mas"Alena hanya menundukan wajah nya takut,menggigit bibir bawah nya dan tangan nya meremat pakaian nya.

"Mengecewakan kenapa hm?"Kembali bertanya tangan nya membawa pada wajah Alena agar ia tidak menunduk

Mereka saling menatap dengan serius,hanya beberapa detik saja saling menatap satu sama lain,kemudian Arsen mengecup bibir tipis Alena dengan singkat.

"Yasudah jangan murung lagi,nanti sore kita pergi ke dokter kandungan ok?maafkan tadi mas sempat sedikit marah"Mereka kembali berpelukan,rasanya ada yang ditutupi oleh istrinya ini.Tidak mungkin kan Alena menutupi sesuatu dari nya.

Alena terisak didalam pelukan nya, ia takut benar-benar sangat takut jika nanti tidak bisa membahagiakan suaminya,Arsen.

//Bersambung