Ketika awan di langit sudah mulai kelam
Aku terdiam bersama dengan keraguan yang kian mencekam
Terbersit kenangan dari masa lalu yang kelam
Bersama dirimu, sang kekasih pujaan
Dulu mungkin ku menyebutmu demikian
Namun, semua berubah saat dia datang
Dengan pasukan harta dan kemewahan
Membuatmu terpikat serta lupa akan kesetiaan
Kau pergi bersamanya
Meninggalkanku disertai luka yang teramat dalam
Inginku berkata kasar kepadamu
Agar engkau sadar akan kelakuanmu
Tapi, urung ku lakukan. mengingat akan sebuah perasaan
Sakit yang kurasakan dulu
Masih terasa sampai kau sudah menjadi ibu
Ibu dari anak yang kau peroleh bersamanya
Lewat jalinan kisah suci yang dimulai dari pelaminan dan dinamakan pernikahan
Aku datang kala itu
Bersama dengan luka, ku amplopkan doa
Tenang, tak buruk yang kuharapkan
Melainkan kebahagiaan serta agar kau sadar apa yang telah kau lakukan
Kini, semua telah berlalu
Menyisakan cerita yang akan kubagikan untuk anak anakku
Agar mereka lebih hati hati dalam memberi hati
Supaya nanti mereka tak akan disakiti
Itu semua masih dalam angan
Sebab sampai saat ini aku belum berpasangan
Luka yang kau berikan, membuatku selalu ketakutan dalam memulai suatu hubungan
Kau,
Lewat tulisan ini aku hanya ingin menyampaikan
Tolong jaga dia, yang kini selalu menemanimu dengan pelukan
Jangan sakiti dia, seperti apa yang dulu kau lakukan
Rawat anakmu, kasih dia pelajaran cara membahagiakan orang
Serta doakan aku, agar hilang segala ketakutan
Hingga aku dapat meneruskan keturunan
Purwokerto, 1 Oktober 2019
Yang Tersakiti,
Ahmad Sobari