Perasaan bukannya tak punya pendirian, dia hanya sedang berkelana mencari rumah yang tepat. Karena rasa yang kuat akan selamanya singgah, bukan hanya sekedar mampir lalu pamit.
.
.
.
Kondisi Dastan sudah lebih baik. Dirawat hampir dua minggu di Rumah Sakit dan juga bedrest beberapa hari di rumah, membuat tubuhnya kembali fit dan bisa masuk ke sekolah lagi.
"Woy! Panglima Tempur kita yang K.O akhirnya balik lagi ke sekolah. Gimana rasanya jadi pesakitan?" ledek Enggar saat melihat Dastan memasuki kelas mereka.
Dastan tersenyum kecil.
"Enak dong, 'kan disayang terus sama pacar. Emangnya elu, Nggar. Jomblo. Palingan kalau Lo sakit, Nyokap Lo yang ngurusin." Dilo yang tadi datang bersama Dastan menanggapi ocehan Enggar barusan.
"Sialan, Lo! Ngaca sono! Lu juga anggota jomblo ngenes di Roma," omel Enggar tak terima.
"Hehehehe, iya juga. Lupa gue kalau udah putus sama Gia," kekeh Dilo tertawa.
