Aisyah dan Aqwa akhirnya telah memasuki masa kuliah. Mereka tidak satu kelas karena pada 1 tahun pertama kelas dicampur dengan mahasiswa jurusan lain di kampus mereka. Hari berlalu, Aisyah sibuk dengan kuliah dan usahanya berjualan kerajinan tangan sedangkan Aqwa sibuk dengan kegiatan organisasinya. Iya mereka memiliki kesukaan yang berbeda.
Aisyah berhasil beradaptasi dengan baik dengan semua kesibukannya. Ia tidak lagi menangis karna merindulan kedua orang tuanya. Sebenarnya inilah menjadi alasan orang tua Aisyah menitipkannya kepada keluarga Aqwa. Aisyah tidak pernah jauh dengan ibunya dan dia termasuk anak manja.
Tibalah akhirnya mereka di ujian tengah semester. Aisyah dan Aqwa berusaha dengan belajar sebaik mungkin. Aisyah dan Aqwa adalah anak yang pintar, namun Aisyah tidak belajar sekeras Aqwa. Satu minggu setelah ujian nilai nilai sudah ditempel di papan pengumuman. Aisyah melihat nilainya yang hanya 73 waktu sedih karna dia tidak bisa menabung nilai A di UTS.
Saat melihat nilai ujianya, Aqwa menyempatkan diri mencari nama Aisyah dan melihat nilainya. Melihat nilai Aisyah yang kurang baik Aqwa bermaksut menghibur Aisyah dengan cara mengirim pesan padanya.
(Aqwa)
"Assalamualaikum Aisyah, gimana hasil UTS?"
(Aisyah)
"Waalaikumsalam Wa, sedih ni gabagus nilainya ðŸ˜."
(Aqwa)
"masih ada kesempatan di UAS sya. semangaat nanti belajarnya. semoga nilainya bisa naik."
(Aisyah)
"Iya Wa makasi ya. kamu pasti nilainya bagus ya kan."
(Aqwa)
"Alhamdulillah Sya kamu punya line, wa, ig, fb?"
(Aisyah)
"Fb,"