Hari ini aku melakukan pendakian bersama teman temanku, puncak gunung sudah hampir kami taklukan . Iya, sedikit lagi aku dan teman temanku akan mencapai puncak dan segera mendirikan tenda. Hari sudah menjelang gelap perjalanan pendakian ini benar benar menghabiskan banyak energi, pasalnya aku dan team pendakian memulai mendaki jam empat dini hari dan menjelang gelap baru akan mencapai puncak.
Semua teman temanku terlihat bahagia, kebahagian mereka terlihat dari senyum semangat mereka. Mereka selalu merasa aman jika ikut dalam pendakian, ini dikarenakan aku yang bisa melihat warna energi astral maupun non astra, dan aku juga bisa memahami seberapa bahaya atau seberapa berguna nya sebuah energi .
Puncak pun akan segera kami capai, tapi aku yang menahan rasa ingin buang air kecil benar benar tidak bisa menahannya lagi. Aku memutuskan menjaga jarak dengan team pendakian karena sebagian team adalah wanita, aku menitipkan ransel kepada mereka agar lebih mudah bergerak. Kakiku pun perlahan melangkah menjauhi mereka dan menujua sebuah gua kecil .
Aku sudah benar benar merasa lega setelah apa yang aku tahan kekeluarkan semua, pikiran terasa lebih rileks dan tenang. Akupun bahagia karena akan segera mencapai puncak, mendirikan tenda, dan membayangkan banyak hal yang akan aku kerjakan setelah sampai dipuncak. Aku kembali melangkah untuk keluar dari gua, karena urusanku dengan air kecil sudah selesai, setelah keluar dari mulut gua otak ku seperti keram sejenak, mungkin karena mataku melihat sesuatu yang tidak bisa diterima akal dan pikiran.
Hah?" Aku ini dimana ? tanyaku pada diri sendiri, bukannya aku sudah akan mencapai puncak gunung ?. Kenapa sekarang berada didataran rendah, lagi pula kenapa disini begitu terang, bukankah tadi sudah hampir petang. Hee apa aku sedang tertidur dan bermimpi ?. Aku benar benar masih meyakinkan diriku bahwa ini bukanlah kenyataan, aku menarik nafas panjang, memejamkan mata dan mulai duduk bersila, berharap aku akan mendapat ketenangan setelah melakukan teknik pernafasan dan meditasi.
Setelah cukup tenang aku perlahan membuka mata, dan ternyaata tidak ada yang berubah. Dunia masih nampak terang dengan banyak warna yang menenangkan, tempat ini sangat indah dan banyak dipenuhi warna energi positif, tapi aku mulai sadar bahwa ini bukanlah dunia asalku. Aku kembali masuk ke mulut gua dengan tenang, atau tepatnya menahan diri agar tetap tenang, mungkin aku salah keluar itulah yang ada dalam pikiranku .
Aku memejamkan mata merasakan sensasi ketika aku mulai memasuki gua dan sedikit mengingat bentuk batuan dinding gua, aku sangat yakin ini adalah gua yang aku masuki tadi. Aku kembali membuka mata dan keluar lagi dari dalam gua, tapi keadaan tidak ada yang berubah, sial teriakku dalam hati. Ada apa sebenarnya ini?, otakku dihujani dengan rententan pertanyaan dan mulai dipenuhi kepanikan, dan rasanya benar benar ingin pecah .
Ya Tuhan apa yang sebenarnya terjadi padaku ?, aku benar benar mulai pasrah setelah menghabiskan waktu untuk keluar masuk dalam gua dan benar benar tidak ada yang berubah dari tempat ini. Selain itu perutku mulai merasakan lapar dan aku juga mulai haus, dan sialnya lagi ranselku tidak ada disini. Oke ini adalah keadaan yang mulai aku anggap serius dan bisa mengancam kehidupanku, itulah yang ada dalak benakku sekarang .
Aku ingin meninggalkan gua ini, tapi ada alasan lain kenapa aku tidak ingin meninggalkan gua. Aku sering melihat film bergenre misteri yang dipindahkan ke alam lain melewati sebuah portal atau disebut pintu gaib, dan pintu gaib itu tiba tiba akan hilang ketika orang itu mulai meninggalkan tempat itu. Aku mencoba yakin satu satunya jalan untuk kembali adalah lewat gua ini, tapi di satu sisi aku benar benar mulai merasa lapar dan haus.
Setelah berdiam diri cukup lama dan pasrah dengan keadaan, aku mulai membaringkan diri membayangkan bagaimana dengan teman temanku, betapa paniknya mereka karena aku tiba tiba hilang, terus bahgaimana keluargaku. Setelah beberapa saat membaringan diri dan membayangkan apa yang terjadi, bayanganku hancur seketika karena tiba tiba suara ledakan dasyat terdengar dari luar gua, dan getaran ledakan itu terasa sampai dalam gua.
Aku perlahan keluar mencoba mencari tau apa yang sebenarnya terjadi, aku merayap ditanah seperti seorang militer yang sedang berlatih, bukan apa apa tapi aku benar benar waspada saat ini. Setelah sampai mulut gua, pemandangan yang aku lihat adalah kepulan asap yang begitu hebat, asap tebal menyelimuti udara dan aku melihat warna energi merah pekat diantara kumpulan asap tersebut. Ini adalah energi dengan tingkat bahaya yang tinggi.
Setelah melihat gumpalan asap yang begitu pekat itu, aku sekarang malah berfikir logis. Mungkin itu adalah kebakaran sebuah pabrik, dan ledakan mungkin terjadi karena ada kecelakaan kerja dan mengakibatkan bahan bahan kimia terbakar. Otakku perlahan mulai jernih, dan berfikir mungkin aku cuma tersesat. Dari tempatku saat ini kepulan asap itu mungkin berjarak sekitar 1 kilo meter, aku mulai antusias untuk segera memastikan apa yang terjadi, dan kemungkinan lain adalah aku bisa bertemu warga dan bertanya sedang di daerah mana aku ini .
Aku pun segera bergerak menuju asal ledakan itu dengan memandangi asap tebal yang menghiasi langit sebagai petunjuk jalan, dan setelah jarak dengan titik koordinat semakin dekat, asal titik ledakan itupun mulai terlihat. Sekarang aku benar benar melihat apa yang sebenarnya terjadi, dan ini membuatku tersenyum kecut dan benar benar ingin segera meningalkan tempat ini .
Sialan.. sialan.. sialan!! dunia macam apa ini?, gumamku dalam hati dengan perasaan takut, dan aku berkeringat dingin melihat apa yang terjadi dengan kedua bola mataku. Itu adalah pertarungan dua kelompok berbaju putih dan merah, masing masing dari mereka mengumpulkan energi dan memadatkannya, kemudian melemparkannya kearah lawan hinga terjadi ledakan berskala kecil sampai ledakan besar. Aku hanya diam tengkurap tidak berani bergerak sedikitpun, jika mereka mengetahui keberadaanku bisa saja aku dilempar energi itu dan berakir meledak.
Sebuah langkah kaki perlahan mendekatiku, aku mendengarkan dengan jelas, baiklah aku sekarang sudah tamat. Suara pedang ditarik keluar dari sarungnya, itu pasti akan ditusukkan, atau mungkin langsung diarahkan untuk memenggal leherku. Aku menutup mataku rapat rapat, rasa takut ini benar benar membuat jantungku berdegup dengan sangat cepat, nafasku mulai sedikit tersendat, aku ingin teriak sekencang kencangnya, tapi rasa takut yang sudah melewati batas itu membuatku hanya mampu berdiam dan kaku.
"Srratttt!! .. Bruakkkk!!" ...