Ketika Leng Yunchen menggenggam ponsel itu, ia harus mengakui bahwa ujung jarinya tidak bisa menahan gemetar.
Untuk sesaat kepalanya terasa kosong.
Bahkan tangan dan kakinya seperti mati rasa.
Kemudian ia menyalakan ponsel itu sembari terus melihat ke arah layar. Tapi jelas, tatapan itu seolah melukai matanya.
Napasnya pun hampir membeku.
Dan setelah Leng Yunchen berhasil menyalakannya, ia langsung memasukkan kata sandi yang bisa ia ketahui begitu saja. Seperti yang diharapkan, ia berhasil masuk tanpa hambatan.
Kini, hati Leng Yunchen semakin tenggelam.
Sungguh, ponsel yang sesungguhnya telah ditemukan. Tapi jika boleh jujur, ia lebih suka jika tidak menemukannya.
Karena meskipun ia sudah menebak dan memprediksi, tapi ketika hal itu benar-benar terjadi, hatinya masih tetap dikejutkan hingga jantungnya berdetak tak terkendali.
Rasa takut seketika muncul dan hawa dingin menjalar dari bawah kaki menuju ke punggung.
Xiaomo.