Dalam perjalanan menuju ke kamar mandi, Leng Xiaomo melihat arlojinya sekilas. Dan setelah ia mendapatkan boarding pass, rupanya ia hanya memiliki waktu satu jam sebelum diharuskan masuk ke pesawat. Sudut bibirnya bergerak lembut, seolah sedang menertawakan dirinya sendiri.
Betapa cemasnya ia jika penerbangannya tertunda hanya untuk segera bertemu orang itu?
Sampai, Leng Xiaomo tiba di kamar mandi, bergegas menarik satu bilik pintu, duduk di atas penutup toilet, mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya dengan santai.
Asap perlahan keluar dari bibirnya dan alisnya yang sempat membeku akhirnya perlahan terentang, bahkan ia menutup matanya perlahan, menikmati momen tenang yang langka di sini.
Hanya saja.
Tepat di detik setelah ia menutup mata.