Perasaan berhutang itu serasa membunuhnya. Bahkan meski ia sudah memberitahunya berkali-kali untuk tidak perlu mengkhawatirkan dirinya.
Setiap kali menahannya, Sang No selalu saja bisa melewati batas itu.
Sejujurnya, ia tidak ingin kebanggaan dan harga diri anak laki-laki itu dihancurkan oleh binatang-binatang kejam yang tidak tahu malu.
Namun, dari awal hingga akhir, Sang No tetap tidak tahu mengapa semua ini terjadi.
Dan ia hanya bisa mencoba yang terbaik untuk menyesuaikan diri sembari tidak memikirkan kenyataan ini agar tidak menjadi seperti mimpi buruk itu.
Sekarang, ketika An Xiaoyang kembali ke kelas, saat ini sedang berlangsung kelas Bahasa Mandarin, dan Sang No sudah duduk manis di mejanya.
Begitu masuk, ia berbisik kepada guru bahwa ia baru saja pergi ke toilet dan kembali terlambat. Karena guru selalu mengawasinya dan melihat jika ia belajar dengan giat, alhasil kali ini, ia membiarkannya masuk.