Dalam sekejap, pengawal yang hendak bergegas bergerak ke depan terlempar ke belakang dan seketika terjatuh dengan keras lalu pingsan.
Kali ini, Rong Zhan menekuk bagian atas tubuhnya dengan bantuan tali ayun. Sebuah gigi pisau muncul di arloji yang digunakannya untuk memotong tali di pergelangan kakinya.
Namun, baru saja akan memotong tali yang mengikat kakinya, pintu serambi tiba-tiba terbuka, dan tujuh atau delapan orang dengan senjata dan pakaian perang berhamburan masuk. Mereka berdiri berjejer layaknya mengepung musuh dan seorang wanita berjalan perlahan dari tengah.
Ia mengenakan jaket kulit dengan rambut biru abu-abu dan wajah cantik.
Begitu Rong Zhan melihat penampilannya, ia tidak perlu merasa terburu-buru. Yang ia lakukan hanyalah menatapnya sambil menyipitkan matanya dengan samar.
"Rong Zhan, bagaimana rasanya jatuh ke tanganku?" Mu Zi mengulurkan tangannya sedikit untuk memperlihatkan jari jemarinya.