Sang Xia tidak bisa menyembunyikan bibirnya. Wajahnya sudah terlihat pucat dan putus asa. Ekspresi jijiknya juga tidak bisa disembunyikan dari wajahnya yang terlihat berantakan.
Berapa banyak wanita yang telah Rong Zhan cium di bibirnya, berapa banyak wanita yang disentuh tangannya, berapa banyak wanita yang ia setubuhi, dan sekarang bagi Sang Xia, ia hanya merasakan tegang di setiap sel tubuhnya menahan desakan dari Rong Zhan.
Malam itu, jika Sang Xia tidak mengenali orang yang salah, ia tidak akan mengalami hal menjijikkan dan berurusan dengan orang seperti pria ini!
Tiba-tiba.
Sang Xia merasakan perubahan di tubuh bagian bawah Rong Zhan yang membuatnya mengeluarkan suara merintih. Sang Xia tidak berani bergerak lagi!
Dasar iblis.
Apakah pria ini pria besi?!
Tepat ketika ia berpikir seperti itu, Rong Zhan melepaskan bibir merah dan bengkak yang baru saja ia cium dan menatapnya dengan pandangan menggoda.
Ia memberikan senyum yang memabukkan, "Apa kamu merasakannya? Kamu seharusnya merasa beruntung. Ini bukan masalah besar, atau..."
Setelah mengatakannya, ia bersiul dan tertawa kecil.
Atau, lihat bagaimana Rong Zhan akan menghabisi Sang Xia!
Sang Xia tidak bisa berkata-kata, "..."
Sang Xia sangat malu dan kesal sehingga pipinya sudah semerah tomat. Bagaimana Rong Zhan bisa menjadi begitu brengsek! Dasar bajingan!
Kenapa Sang Xia tidak bisa mengusirnya.
Rong Zhan merasakan panas di tubuh Sang Xia dan ia merasa lega.
Dokter mengatakan bahwa masalahnya tidak terlalu serius. Ia hanya perlu lebih banyak istirahat dan merawat dirinya sendiri. Ia tidak bisa melakukan itu untuk sementara waktu. Rong Zhan tahu itu. Jadi ia hanya ingin memberi Sang Xia pelajaran. Ia ingin melihat apakah dirinya benar-benar baik-baik saja.
Dan lagi...
Ketika Rong Zhan melihat Sang Xia, ia tidak bisa menahan diri untuk menciumnya dan memeluknya.
Sebenarnya Rong Zhan hanya ingin memberinya pelajaran, tetapi saat ia melihat Sang Xia terbaring di kursi mobil dengan pakaian yang berantakan dan rambut yang acak-acakan.
Penampilannya yang seperti itu membuat Rong Zhan semakin berapi-api dan bergairah.
Pipi Sang Xia memerah, matanya yang panjang dan indah setengah kabur, dan ada beberapa rambut yang menempel pada pipinya yang basah oleh keringat.
Semua yang ada di diri Sang Xia penuh dengan godaan.
Rong Zhan sudah tidak bisa menahan obsesinya. Akhirnya, matanya beralih ke dada Sang Xia yang terlihat menonjol. Ia menatapnya sejenak dan tangannya yang panjang bergerak perlahan.
Sang Xia sudah mulai sadar. Ia menatap Rong Zhan yang sedang membungkuk dan tiba-tiba Rong Zhan menghentikan tangannya dan matanya melebar.
Apa yang sedang ia lihat?!
Mengikuti arah pandang Rong Zhan, wajah Sang Xia berubah seketika, dan ia segera menarik bajunya kembali untuk menutupinya.
Rong Zhan buru-buru meraih tang Sang Xia yang berusaha melindungi dadanya. Rong Zhan terus berusaha untuk menyingkirkan tangan itu dan Sang Xia semakin kukuh untuk mempertahankan tangannya. Saat Rong Zhan semakin tak terkendali, tangan Sang Xia yang lain meraih ujung gitar yang sebelumnya terlempar di kaki kursi lalu. Tanpa menunggu waktu lama ia segera memukulkan gitar itu ke kepala Rong Zhan."
"Plak!"
Setelah terdengar suara pukulan gitar, Rong Zhan mengerang dan kekuatan yang ada di dirinya menghilang seketika. Detik itu juga Sang Xia segera merapikan pakaiannya dan bangkit. Lalu ia melihat Rong Zhan yang mengerutkan kening sambil tangannya menutupi kepalanya yang terkena pukulan gitar dan darah sudah mengalir dari jari-jarinya.
Sang Xia melihat Rong Zhan dan gitar itu secara bergantian. Sudut gitar itu berlumuran darah!
"Kamu..."