Langit pun mulai mendung.
Ubin di atap terasa dingin dan dingin.
Angin dingin bertiup perlahan, daun yang menguning menyapu lantai di atap, dan semuanya bertiup di sosok yang meringkuk.
Sosok itu tampaknya tidak bergerak dari kejauhan, tetapi ketika ia mendekat, ia dapat melihat ujung jarinya bergetar samar.
Terkadang cuaca selalu ramai dengan waktu orang, saat kelas mendung, petir dan petir tetapi tidak ada hujan, semuanya menunggu pulang sekolah.
Waktu pun berlalu.
Ketika jam pulang sekolah tiba, para siswa pergi dengan payung besar satu demi satu. Hujan musim gugur bercampur dengan angin, dan selalu begitu dingin hingga membuat orang bergidik.
Entah setelah beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara musik dari atap.
Mendengar suara itu, ada sosok yang duduk di sudut ruangan. Ponselnya bergetar dan berdering di pakaiannya, tetapi dia seperti tidak mendengarnya. Dia hanya duduk melamun di lantai dan bersandar di dinding yang dingin di belakangnya.