Dan saat itu, dia bukan lagi tuannya, dan jiwanya sedang bergolak, seolah-olah akan dirampas.
……
……
Dia tidak tahu berapa lama dia disiksa.
Ia merasa seperti sedang berhalusinasi. Pada akhirnya, ketika ia jatuh ke dalam kegelapan, tubuhnya menekan tubuhnya dan memeluknya erat-erat. Napas jernih yang semula sudah menjadi panas, hanya menyisakan aroma pinus yang bercampur dengan bau tembakau yang samar.
Namun, pikiran yang terlintas di benak An Mu sebelum dia tertidur adalah, kenapa jarak antara siang dan malam hari sangat jauh? Bahkan melakukan hal semacam itu seperti dua orang.
Satu seperti orang yang sudah lama bertapa, tiba-tiba meledak, satu atau dua pose digunakan sampai akhir, dan yang lainnya seperti setan, berbagai macam trik.
……
Bagaimana dia tahu …… Kenapa dia tidak mengakuinya ……
**