Sang Xia tidak tahu sudah berapa banyak ia minum, yang pasti saat ini ia hanya merasa pandangannya mulai mengabur dan kepalanya terasa berputar.
Seolah-olah ia telah terperangkap dan jatuh di tubuh seseorang dan tangannya telah menyelinap ke dalam kegelapan tersembunyi ditempat yang tidak diketahui.
Samar-samar ia merasakan belaian di kulitnya yang halus.
Secara spontan, Sang Xia menolak sentuhan itu, tetapi bagaimana bisa ia menghadapi situasi ini dalam keadaan begini.
Ketika Sang Xia mendongakkan kepala untuk kembali meneguk minuman itu, tiba-tiba ia merasa hidung dan matanya terasa masam.
Bagaimana ia bisa bertemu dengan bajingan ini!
Dengan pencahayaan yang redup, ia merasakan tangan seseorang mulai menggenggam lengannya. Sang Xia tidak bisa menahan untuk tidak batuk hebat karena minuman yang begitu deras mengalir di tenggorokannya terasa begitu menyakitkan.
Lengan panjang di belakangnya semakin keras menggosok punggungnya.
Pandangan matanya bergoyang dan orang-orang semakin mengabur.
Setelah itu, seseorang di belakangnya memegang tubuhnya erat-erat. Sang Xia berusaha untuk menundukkan kepalanya dan ia bisa mencium napas yang akrab dengannya. Matanya merah dan suaranya serak, "...banyak orang, aku tidak mau, jangan ... "
Bisakah ia sedikit menghormatinya?
Rong Zhan, bisakah?
Ia mengepalkan tangannya dan berbalik untuk menatap orang itu.
Entah karena efek dari minuman ini atau bukan yang membuat penglihatan Sang Xia mengabur dan matanya berair. Mata polos yang malang itu seperti seekor binatang yang tak berdaya, membuat orang merasa kasihan dan juga ikut merasakan penderitaan yang ia rasakan.
Rong Zhan menatapnya sebentar dan Tang Ye melihat ada sesuatu yang salah di situ. Ketika Tang Ye hendak mengatakan sesuatu, Rong Zhan lebih dulu berkata dengan suara berat, "Keluar."
"Apa?"
"Siapa? Siapa yang kamu suruh keluar?"
Mata Rong Zhan perlahan-lahan menjauh dari wajah mabuk dan mempesona Sang Xia, menyapu orang-orang yang ada di ruangan, dan mengangkat alisnya, "Tidak bisakah kamu mengerti apa yang aku katakan?"
Suaranya terdengar berat dan mengerikan, sehingga membuat orang-orang disekitarnya merasa merinding.
"Tidak, kalian berdua ingin ...?"
Tang Ye tiba-tiba menyadari apa yang terjadi dan menatap mereka.
Apa yang dimaksud Rong Zhan?!
Itu mantan pacar Bo Yi yang masih tergila-gila padanya.
Apakah…...Rong Zhan ingin bermain dengannya untuk satu malam?
Tang Ye melihat ke arah Sang Xia.
Wajahnya terlihat merah cerah dan mempesona. Benar-benar memikat. Tetapi bagaimanapun, ada beberapa hal harus berpegang pada prinsip.
Detik berikutnya Rong Zhan tertawa kecil dan kemudian tersenyum sinis, "Tidakkah kamu mendengarnya berkata bahwa ada terlalu banyak orang. Apakah kamu ingin orang lain melihat keintiman kami?"
Tanpa memperdulikan tatapan orang-orang, ia melanjutkan, "Jadi, keluar semua. Mengerti?"
Semua orang hanya terdiam, "..."
**
Sadar akan dinginnya senyum Pangeran Rong, semua orang segera pergi. Tang Ye sebenarnya enggan untuk melangkah keluar. Ia masih ingin berbicara beberapa kalimat lagii. Tetapi ia tidak bisa membantah perkataan Rong Zhan.
Secepat kilat ruangan itu langsung menjadi hening.
Rong Zhan membuka matanya dan menatap Sang Xia.
Saat ini dalam pandangan Sang Xia.
Sepasang mata indah yang panjang dan tipis terlihat sangat mempesona.
Sang Xia terlalu banyak minum. Ketika ia bangkit berdiri, ia merasakan pandangannya berputar. Ia ingin melepaskan diri dari Rong Zhan, tetapi tubuhnya tidak terkontrol dan terasa sangat lemas. Nafasnya sangat pelan, lembut, dan hangat.
Sulit bagi Rong Zhan untuk patuh seperti anak kucing. Perasaan dan dorongan kuat untuk menggertak Sang Xia tiba-tiba muncul di hatinya.
Wanita ini, akhirnya, menunjukkan kelemahan.
Itulah yang ia pikirkan dan itulah yang ia lakukan——