"Kak, aku salah. Tolong aku ……!
Begitu suara serak dan putus asa ini keluar, tubuh Gubernur menjadi kaku.
Sepertinya ada senar yang tiba-tiba putus.
Dia menoleh ke belakang dan melihat profesor dan dokter itu perlahan mendorong cairan di dalam jarum suntik ke dalam tubuhnya.
Sudah disuntik semua.
Dia tidak bisa berteriak lagi.
Pria itu memandangnya, wajahnya seketika menjadi sangat pucat. Tubuhnya yang masih memberontak dan perlahan berhenti bergerak.
Tidak ada reaksi.
Mata yang awalnya penuh dengan ketidakberdayaan dan kehausan menjadi kabur.
Tubuh mungilnya yang ramping terbaring di ranjang rumah sakit itu. Jelas-jelas dia masih hidup, tetapi dia seperti kehilangan nyawanya.
Dan dia baru saja menangis dan memanggil kakaknya, sepertinya dia juga berhalusinasi.
Tapi Gubernur tahu.
Tidak.
Dia sedang memanggil kakaknya sendiri.
Dia ingin kakaknya menyelamatkannya ……
Tapi terlambat ……