...
Hari masih begitu pagi dan Leng Xiaomo tidak ingin tinggal lama di kamar itu. Alhasil, ia bergegas mencuci wajahnya dengan tergesa-gesa, lalu pergi dengan tas sekolahnya.
Hanya saja, ia tidak turun ke bawah. Kebetulan kamarnya berada di lantai dua, sedangkan di belakang tempat ini langsung berhadapan dengan gang milik warga. Jadi ia langsung membuka jendela untuk mencari pijakan keluar dari sana.
Tentu ada alasan sangat kuat kenapa ia melakukannya. Ya, ia tidak mau, lebih tepatnya tidak berani berhadapan dengan kakaknya lagi.
Bahkan mungkin kakaknya sudah lebih dulu pergi.
Yang pasti untuk saat ini, ia tidak tahu dan tidak ingin tahu apa yang terjadi. Ia hanya ingin mendengar bisikan hatinya bahwa ia harus pergi dengan tenang ke suatu tempat tanpa kakaknya.
Tak butuh waktu lama bagi Leng Xiaomo untuk turun dari jendela di lantai dua. Bahkan tidak sekali pun ia menoleh ke belakang.