"Cepat mandi sana, kamu bau," gagap An Xiaoyang sambil buru-buru mendorong Sang No. Ia pun bergegas mengemasi barang-barangnya untuk melarikan diri.
Hanya An Xiaoyang dan Tuhan-lah yang tahu sebasah apa telapak tangannya karena berkeringat.
Sang No, ia, ia, benar-benar kurang ajar!
Bisa-bisanya pria itu memperlakukannya seperti ini!
Tapi bagaimana mungkin Sang No melepaskannya begitu saja? Toh, ia juga tidak benar-benar menyakitinya dan hanya tidak ingin membiarkannya pergi.
Siapa suruh An Xiaoyang menjadi pacarnya?
Dan usai bermain basket sore itu, tentu jari-jari Sang No ternoda oleh debu. Tapi telapak tangan itu langsung digunakan untuk mengusap wajah kecil An Xiaoyang yang terus meronta.
"Aahh…! Sang No, apa yang kamu lakukan!"
"Sekarang kamu juga kotor. Ayo kita mandi bersama."