Namun, tiba-tiba ia mendengar dengungan lembut dan tak tertahankan dari seorang gadis.
Kemudian sebuah kekuatan yang cukup besar mendorongnya menjauh dengan pukulan tumpul. Karena ia berbaring di sisi luar, alhasil ia jatuh ke lantai tanpa persiapan.
Sementara sosok kecil di tempat tidur seketika berbalik dan menghadapnya, dan selimut itu membungkus dirinya dengan erat.
Sang No hanya bisa terdiam di tempat, "..."
Saat itu juga wajahnya juga tampak memerah.
Karena ia tahu bahwa An Xioayang sudah bangun.
Suara batuk yang disengaja tak lagi bisa dihindarkan, seolah suara itu mencoba untuk menyembunyikan rasa malu yang dirasakan Sang No. Sampai akhirnya, ia bangkit, langsung berjalan ke pintu, dan bersiap untuk pergi.
Hanya saja, jika ia pergi seperti ini, sepertinya sangat tidak etis dan tidak bertanggungjawab.
Seolah tidak terjadi apa-apa.