Bisa terlihat tangannya yang ramping bermain seperti memiliki kehidupan sendiri.
Suara seraknya juga melantunkan lagu cinta itu dengan begitu indah.
Sang Xia mendengarkan dengan seksama, sementara orang-orang di sekitarnya telah mengepung tempat itu sembari mengawasinya bernyanyi. Semakin banyak orang datang, semakin banyak yang memutuskan berhenti untuk melihatnya.
Bahkan kali ini, Sang Xia seperti tidak memperhatikan dunia luar. Saat mendengarkan lagu itu, ia hanya merasa ada beberapa nada yang seharusnya bisa ditambahkan, yang tampaknya akan membuat lagu ini jauh lebih sempurna.
Di penghujung babak pertama, pemuda yang tenggelam dalam dunia musiknya itu terus memiankan jemarinya di atas piano.
Detik berikutnya, ada tangan lain yang terlihat putih dan ramping ikut memainkan irama musik yang melengkapi lagunya.