Nan Zhi melihat Mu Sihan, mata hitam pria tersebut terlihat terang dan dalam.
Suasana menjadi sunyi selama beberapa detik.
Sampai akhirnya Mu Sihan tersenyum ringan, dan jari panjangnya memainkan pistol hitam sambil menatap Nan Zhi, "Kenapa tidak berani? Dia hanya seorang wanita yang tidak pantas untuk diingat."
Nan Zhi menggigit bibir merah mudahnya, memaksakan diri untuk tenang, tetapi nafasnya sudah berubah menjadi lebih cepat.
Dalam hatinya, ia tidak percaya kalau Mu Sihan akan menembaknya. Namun setelah mendengar perkataan pria tersebut, hatinya seperti ditusuk oleh duri.
Mu Sihan memang sering memaksakan kehendaknya.
Namun, Nan Zhi mengira Mu Sihan menyukainya.
Hari ini Mu Sihan mengantarnya mengambil obat, dan Nan Zhi tidak melakukan persiapan sama sekali karena percaya Mu Sihan akan membantunya. Dia sama sekali tidak punya rencana yang lain.
Nan Zhi merasa bisa mengandalkan Mu Sihan, tetapi dia malah membahayakan nyawanya.
