Aku membuka mulutku untuk memanggil kak Yang Qin tapi suaraku tidak bisa keluar seolah menolak untuk keluar dari tenggorokanku.
Aku merasa kak Yang Qin sedang marah, tapi aku benar-benar tidak sengaja...
Aku menggunakan jariku untuk menyentuh punggung kak Yang Qin tapi dia tidak bergerak sedikitpun seperti gunung es, dia hanya diam saja. Kak Yang Qin juga tiba-tiba berhenti saat melakukan itu. Dia belum pernah berhenti melakukannya ditengah-tengah dan sekarang dia malah marah kepadaku.
Akhirnya aku juga berbaring dan memunggungi kak Yang Qin.
Karena kak Yang Qin tidak mempedulikan aku, maka aku juga tidak mau mempedulikannya! Dasar tukang marah kenapa suka sekali marah-marah, bukankah dia laki-laki...
Memikirkan hal itu tanpa sadar akupun tertidur.
Saat aku terbangun aku tidak melihat kak Yang Qin di dalam kamar maupun di dalam vila.
Heidian terbang kesana kemari di ruang tamu sambil berkicau.