"Kak, apa kakak masih ingat kalau kakak sudah membunuh ibuku?"
Suara anak laki-laki itu terdengar dingin hingga membuatku merinding, jantungku berdegup dengan kencang dan kedua kakiku gemetaran.
Aku menelan ludahku kemudian perlahan membalikkan badanku.
Tidak jauh dari tempatku berdiri ada seorang anak laki-laki yang sedang berdiri. Kulitnya pucat pasi, terlihat kabut berwarna abu-abu mengelilingi tubuhnya. Kedua bola matanya berwarna merah dan bibirnya berwarna biru kehitaman.
Aku yakin sekarang dia sudah menjadi hantu jahat, aku dapat merasakan udara dingin mencekam di seluruh tubuhku.
Saat itu aku hanya bisa memikirkan satu hal, yaitu Lari!
Tapi pintu lift tertutup rapat dan lagi lift ini tidak bergerak kemanapun, bagaimana caraku untuk lari dari sini? Kemana aku harus lari?
Melihat keadaan sekarang aku tentu bukan tandingan anak laki-laki ini, sepertinya aku benar-benar dalam bahaya.