Tiba-tiba aku dapat merasakan angin dingin mencekam menyelimutiku. Aku berusaha melepaskan penutup mataku, tapi saat tanganku akan melepaskannya seluruh menjadi kaku.
Xu Zixi menjadi semakin panik dan hal itu membuatnya semakin tidak dapat berpikir jernih. Mungkinkah A Zi sedang berada di sini?
"Tolong, selamatkan aku." kata Xu Zixi terbata-bata. Ia melihat ke arahku sambil meneteskan air matanya, tubuhnya mulai bergetar dengan sangat hebat seolah ada seseorang yang sedang menggoncang tubuhnya.
Udara dingin yang mencekam menyelimuti seluruh tubuhku membuatku merinding. Aku berusaha tenang dan kembali mencoba untuk melepaskan penutup mata kiriku. Penutup mataku akhirnya terlepas.
Aku kembali mengarahkan senter ke arah Xu Zixi dan aku dapat melihat sebuah tangan berwarna putih pucat sedang memegang kaki Xu Zixi dengan erat.
Tangan itu berwarna putih seperti tangan mayat yang tidak memiliki darah yang mengalir. Aku langsung menyadari tangan itu bukanlah tangan manusia. Kemudian dengan perlahan-lahan, seorang wanita menunjukkan dirinya dari balik kaki Xu Zixi.
Hantu wanita itu terlihat masih muda, rambutnya berwarna hitam dan berantakan. Wajahnya dipenuhi oleh darah. Jantungku berdegup dengan kencang begitu aku melihatnya.
Ketika aku mundur satu langkah, hantu itu melepaskan kaki Xu Zixi dan perlahan bangkit berdiri. Bajunya yang berwarna putih dipenuhi dengan darah, matanya berwarna putih. Bahunya yang kanan lebih tinggi dari pada bahu sisi satunya. Dia menuruni tangga dengan perlahan dan aku dapat melihat bentuk tubuhnya tidak seperti orang pada umumnya.
Dia mendekat ke arahku…
Hantu wanita itu membuatku ketakutan hingga otakku berhenti bekerja.
Xu Zixi terjatuh dan duduk di atas lantai, tubuhnya lemah tidak berdaya.
Dia menghela nafas lega karena sudah dapat menggerakkan tubuhnya kembali. Xu Zixi tidak dapat melihat hantu wanita itu jadi dia juga tidak tahu bahwa hantu itu sedang berjalan ke arahku.
"Jangan mendekat…"
Aku membuka mulutku dengan paksa. Kedua kakiku gemetar dengan hebatnya.
Tapi hantu wanita itu tidak berhenti, dia tetap berjalan mendekatiku perlahan-lahan.
"Aku sudah menunggu hari ini untuk waktu yang sangat lama dan kamu dengan seenaknya menghancurkan rencanaku. Bagaimana mungkin aku akan melepaskanmu begitu saja."
Tatapan wanita itu dipenuhi dengan kebencian, sorot matanya begitu dingin. Dari ucapannya aku menebak bahwa dia adalah A Zi, gadis yang meninggal 3 tahun yang lalu dan sampai sekarang belum berhasil menemukan roh pengganti untuk menggantikan dirinya.
Aku melangkah mundur hingga punggungku menyentuh tembok dan tidak bisa bergerak lagi. Aku melihat ada tangga di sebelahku, tanpa berpikir panjang aku langsung berlari menuruni tangga itu.
Gedung asrama ini memiliki 7 lantai. Aku terus berlari menuruni tangga tanpa sadar sudah berapa lantai yang aku turuni. Aku berhenti menuruni tangga karena melihat bayangan hitam di depanku dan senter yang aku pegang mulai berkedip-kedip.
Sesaat, suasana menjadi sangat mencekam hingga membuatku susah bernafas.
Namun, demi menyelamatkan nyawaku, aku kembali berlari menuruni tangga tanpa henti. Aku tidak bisa kembali ke atas untuk menjaga Xu Zixi karena taruhannya adalah nyawaku. Aku terus berlari menuruni tangga hingga seluruh tubuhku basah oleh keringat.
Akhirnya aku melihat pintu kamar tante penjaga asrama dari lantai diatasnya. Terlihat cahaya yang keluar dari celah pintu dan aku berlari menuju kamar itu.
Aku berhasil kembali ke lantai satu. Setibanya aku di depan pintu kamar tante penjaga asrama, aku mencoba membuka pintunya namun tertutup rapat. Aku berusaha mengintip dari jendela tapi gordennya tertutup rapat. Aku dapat melihat lampu kamar tante penjaga asrama masih menyala.
"Tante, tante…"
Aku berteriak ke arah celah jendela tapi lampu kamar tiba-tiba padam dan sebuah bayangan hitam menghampiriku.
Senter yang kubawa juga mati.
Perasaan putus asa mulai menyelimutiku.
Jantungku berdegup dengan sangat kencang, aku dapat merasakan ada sesuatu yang bergerak di belakangku. Lalu aku mendengar suara teriakan putus asa menggema di seluruh koridor asrama.
Suara itu terdengar sangat ketakutan. Itu adalah suara Xu Zixi. Suaranya berasal dari lantai atas.
Suara teriakan itu terdengar sangat keras sehingga sontak membuat semua orang keluar dari kamarnya membawa senter. Tak perlu waktu lama untuk membuat koridor menjadi penuh dengan para siswa yang sedang kebingungan mencari asal suara tersebut.
Ketika ada seseorang yang mengarahkan senternya ke arahku, akhirnya aku dapat merasa lebih tenang melihat para siswa yang berhamburan di koridor asrama. Tubuhku sangat kelelahan, aku pun duduk terjatuh di lantai dengan air mata dan keringatku tidak berhenti mengalir keluar.
"Apa yang terjadi?"
"Aku tidak tahu."
"Kamu mendengar suara barusan?"
"Iya aku mendengarnya, suara itu membuatku kaget."
…
Seluruh siswa sibuk berbicara satu dengan yang lainnya sehingga tante penjaga asrama keluar dari kamarnya.
Saat melihatku yang terduduk di depan kamarnya, ia mengarahkan senter ke wajahku, "Sedang apa kamu di sini? Berapa nomor kamar asramamu?"
Karena panik dan takut terkena hukuman, aku tidak mengatakan apapun.
"Kalian semua sedang apa di koridor berisik malam-malam begini? Cepat kembali tidur."
Belum selesai tante penjaga asrama berbicara, para siswa saling menyahut membahas mengenai suara teriakan yang mereka dengar.
"Barusan ada suara wanita berteriak, membuatku kaget dan keluar kamar."
"Iya, kami juga mendengarnya."
"Suara teriakan apa? Aku tidak mendengar apapun." kata tante penjaga asrama. Kemudian dia melanjutkan perkataannya dengan nada tegas, "Cepat! Semuanya kembali ke kamar masing-masing dan tidur."
Kata-katanya membuat seluruh siswa kembali ke kamar masing-masing tanpa bersuara lagi. Hanya terdengar suara pintu-pintu kamar yang menutup di sepanjang koridor.
Namun, dari arah luar gedung asrama terdengar suara benda terjatuh dari ketinggian.
Suara itu membuatku terkejut dan sontak aku memiliki perasaan buruk tentang hal ini.
"Ada orang yang melompat dari atap."
"Cepat kita harus melihat siapa itu."
…
Asrama kembali ramai, para siswa berhamburan keluar dari kamar mereka menuju keluar gedung asrama. Akhirnya tante penjaga asrama ikut keluar dari gedung untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Aku tidak tahu siapa yang baru saja berlari melewatiku dan menginjak tanganku hingga aku berteriak kesakitan. Saat aku mendongak ke atas bersiap akan memarahi orang yang menginjak tanganku, aku melihat seseorang dengan wajah penuh darah berdiri di antara kerumunan para siswa.
Itu adalah A Zi. Dia menatapku dengan tatapan dingin dan terlihat senyum mengembang di wajahnya.
Bibirnya bergerak mengucapkan sesuatu. Aku memperhatikannya dengan seksama.
"Kamu selanjutnya."
Aku gemetar melihat ke arahnya. Tak lama kemudian lampu asrama menyala dan A Zi pun telah menghilang.
Tante penjaga asrama telah menyalakan seluruh lampu di koridor.
Sinar lampu asrama yang silau membuat aku harus beberapa kali berkedip. Tiba-tiba aku mendengar suara keramaian dari luar gedung asrama.
Banyak orang yang pergi keluar, bahkan siswa yang tinggal di lantai atas bergegas menuruni tangga untuk pergi keluar gedung asrama. Mereka semua nampak begitu tergesa-gesa seperti akan terlambat masuk kelas.
Aku mendengar mereka berbicara bahwa ada seorang siswa yang melompat dari atap, saat itu aku tertegun tidak tahu harus berbuat apa.
Aku tidak perlu keluar untuk mengetahui siapa orang yang melompat dari atap, dia adalah Xu Zixi.
A Zi berhasil membuat Xu Zixi menjadi pengganti rohnya. Sekarang A Zi bisa pergi ke Laut Kematian. Dan kini adalah giliran Xu Zixi yang akan mencari korban sebagai pengganti rohnya.
Kemudian aku teringat dengan ucapan A Zi sebelum dia menghilang. Aku berusaha bangkit berdiri dengan sisa tenaga yang aku miliki dan berjalan keluar dari gedung asrama.
Di luar terdapat banyak sekali orang yang berkerumun, sebagian terlihat ketakutan tapi ada juga yang terlihat biasa saja.
"Aku dengar ada hantu yang suka mengganggu disini. Hampir setiap tahunnya akan ada siswa yang melompat dari atap."
"Seram sekali, aku ingin pindah sekolah."
"Kalian jangan percaya hal seperti itu, hantu itu tidak ada."
…
Aku dapat mendengar berbagai komentar. Aku berusaha masuk ke dalam kerumunan siswa-siswa itu dan melihat tubuh Xu Zixi yang sedang dikelilingi orang banyak.
Tapi posisi mayat Xu Zixi terlihat aneh. Tubuhnya telungkup dengan kepalanya terbalik 120 derajat menghadap ke atas. Kepalanya pecah dan darahnya mengalir memenuhi tanah dan bunga-bunga di sekitarnya. Matanya terbuka, seluruh tulang tubuhnya terlihat patah. Tapi yang paling aneh adalah dagingnya terlihat seperti sudah membusuk.