Lambung Yan Siyi terasa ditarik-tarik, rasa sakitnya tak tertahankan. Sementara itu, rasa diaduk-aduk di dalam lambungnya membuatnya semakin mual.
Yan Siyi muntah lama sekali hingga air matanya keluar. Setelah cukup lama, akhirnya dia berhenti muntah. Tubuh mungil itu berjongkok dan bersandar dengan lemas di dinding yang dingin. Wajahnya tampak agak pucat, sementara anggota tubuhnya sudah sejak tadi tak bertenaga.
Setelah cukup lama hingga bel masuk berbunyi lagi, Yan Siyi menopang tubuhnya yang lemah dengan enggan dan keluar dari kamar mandi. Dia pergi ke kelas selangkah demi selangkah dengan susah payah. Ketika dia kembali ke kelas, teman satu bangkunya sudah pergi. Baguslah… Batinnya yang diam-diam menghela napas lega.
Jam pelajaran kali ini tampaknya lebih tenang. Namun, perut Yan Siyi sepertinya masih terasa sedikit tidak nyaman, terkadang terasa seperti diaduk-aduk. Untungnya tadi pagi dia tidak makan banyak, jadi hampir tidak ada yang dapat dimuntahkan.