Awalnya, Lu Liye masih memberontak, namun Lin Xiaoyu yang merasa sangat kesal langsung maju ke arahnya. Dia pun tidak melawan sama sekali dan hanya membiarkan jari gadis itu jatuh di dahinya.
Ketika Lin Xiaoyu berada di dekatnya, Lu Liye dapat merasakan aroma tubuhnya yang harum. Persis seperti malam itu, aroma yang membuatnya tidak bisa mengendalikan diri sama sekali. Aroma itu menawan dan memabukkan. Pada saat itu, dia dapat dengan jelas merasakan denyutan yang berbeda di dalam hatinya. Lalu, pada detik berikutnya, dia hanya merasa dahinya terasa sakit.. Sentilan jari Lin Xiaoyu menyadarkan lamunannya.
Saat kesadaran Lu Liye perlahan pulih, dia mendengar Lin Xiaoyu bertanya kepadanya, "Hei, kenapa kamu tidak melawan?"
Lu Liye membuka matanya, namun tidak menatap Lin Xiaoyu. Dia kemudian berkata, "Kamu sudah puas, kan? Dendammu sudah selesai dibalaskan. Rupanya, sentilan jarimu sakit juga ya…"