"Aku mewakili sifat Chi Yi yang keras kepala meminta maaf padamu. Dia masih kecil, dia tidak bermaksud seperti itu, jadi jangan kamu masukan ke hati ya."
"Apa dia benar-benar masih kecil?" Tanya Su Jieyu. Dengan wajah terluka, dia menatap pria itu dan berkata, "Zuxu, dia sudah 18 tahun, bukan anak kecil lagi! Kalau kalian terus membiarkannya, itu hanya akan membuat sikapnya semakin buruk. Kamu lihat dia sekarang, sudah besar begini tapi sopan santun yang terdasar pun…"
"Kalau kamu tidak menyukainya, kamu tidak usah muncul dihadapannya lagi." Belum selesai Su Jieyu berbicara, ucapannya langsung dipotong oleh Chi Zuxu dengan nada suara yang dingin.
"..." Su Jieyu terdiam menatap Chi Zuxu. Tatapannya jelas memperlihatkan kepedihan, "Zuxu…"
"Maaf," Chi Zuxu meminta maaf dengan suara yang datar, lalu dia melanjutkan, "Soal sikap buruk Chi Yi, aku pelan-pelan akan mengajarinya. Kamu tidak perlu mengkhawatirkannya untuk saat ini." Maksud ucapan itu adalah, jangan ikut campur terhadap hal yang bukan urusannya. Tentu saja, Su Jieyu tidak mempunyai hak untuk ikut campur dalam hal ini. Selesai berbicara, dia pun keluar dari kamar.
Su Jieyu melampiaskan kekesalannya pada kotak hadiah tersebut. Kotak itu dirobeknya hingga hancur dan langsung dilemparkan kembali masuk ke tong sampah, "Chi Yi, jika kamu tidak mengizinkanku masuk ke keluarga Chi, maka aku justru akan masuk menjadi bagian dari keluarga ini! Sampai saatnya tiba nanti, kamu tidak akan bisa apa-apa."
***
Usai perdebatan di kamarnya, Chi Yi bermain ayunan di taman seorang diri dengan wajah yang ditekuk. Melihat Chi Xuzu yang mendekat, dia mendengus dan menolehkan kepala ke arah lain, berpura-pura tidak melihat pamannya.
Chi Zuxu duduk di ayunan di seberang Chi Yi, dia menjulurkan tangan dan memegang dagunya dan memaksa keponakannya itu melihat tatapan tajamnya, "Dasar anak kecil, sepuluh tahun tidak bertemu ternyata perangaimu semakin buruk saja ya."
"Kamu juga kok!" Chi Yi menjawabnya dengan kesal. Sebenarnya, dia merasa panggilan 'anak kecil' tersebut sangat menyenangkan, namun dia tetap memperbaiki kata-kata Chi Zuxu, "Aku bukan anak kecil lagi. Tahun ini aku berusia 18 tahun."
"Sudah 18 tahun tapi masih tidak mempunyai sopan santun?" Chi Zuxu menyipitkan matanya melihat Chi Yi.
"Aku tidak punya sopan santun? Aku hanya tidak menyukainya. Apakah kita harus berpura-pura menyukai orang yang sebenarnya tidak kita suka? Seperti Su Jieyu itu? Jelas-jelas dia tidak menyukaiku, tapi masih berpura-pura seperti menyayangiku. Apa itu yang disebut sopan santun? Kalau itu adalah sopan santun, lebih baik aku tidak punya. Aku, Chi Yi, memang seperti ini, suka ya suka, benci ya benci. Sudah jelas benci tetapi masih berpura-pura suka, itu namanya kemunafikan!"
"..." Kata-kata Chi Yi memang masuk akal sehingga Chi Zuxu tidak dapat membantahnya.
"Perkataan anak-anak yang polos." Chi Zuxu mengusap kepala Chi Yi, namun dia sepertinya tidak sedang marah kepadanya.
Betul! Kalau suka ya suka, kalau tidak suka ya tidak suka, tidak perlu berpura-pura. Bukankah sifat ini adalah sifat polos yang dimiliki anak-anak?
"Paman ketiga, apakah kamu tidak marah kepadaku?" Dengan tidak percaya Chi Yi bertanya.
Chi Zuxu menaikkan alisnya dengan pelan, "Kamu sudah meyakinkanku! Tetapi, lain kali tidak boleh lagi ya. Walaupun tidak suka, tetapi kamu tidak boleh melupakan sopan santun yang paling dasar"
"Baiklah" Chi Yi menganggukan kepalanya. Lalu, seolah teringat akan sesuatu, dia mengerutkan keningnya dan bertanya, "Paman ketiga, jangan-jangan kamu mau menjadikannya bibiku? Aku tidak mau!"
"Sampai mati pun tidak mau?"
"Sampai mati pun tidak mau!" Jawab Chi Yi dengan semangat.
"Baiklah, aku tidak akan membiarkanmu mati." Perkataan Chi Zuxu berhasil membuat mulut Chi Yi menganga.