Akibat mabuk kemarin malam, Chi Yi akhirnya diminta untuk pergi ke kantor guru dan mendapat omelan dari wali kelasnya. "Chi Yi, pelajar dengan nilai sepertimu ini, kenapa masih berpikiran untuk pergi ke bar? Jangan kamu kira karena keluargamu kaya, aku tidak berani untuk mengambil tindakan ya. Waktu itu ayahmu menghubungiku sendiri dan mengatakan untuk mengajarimu dengan baik. Bahkan, memarahi dan memukul boleh dilakukan jika perlu."
"..." Coba pikir, ayah macam apa itu! Pikir Chi Yi.
"Apakah kamu sadar kalau sekarang kamu adalah murid kelas tiga SMA? Ujian akhir akan segera tiba, tapi kamu masih bermalas-malasan dan tidak punya rasa takut sedikitpun!"
"..." Kenapa aku harus merasa takut? Pokoknya selesai ujian akhir, aku akan ke luar negeri untuk melanjutkan pendidikan, ayah dan ibu pun sudah mencarikan sekolah. Pikir Chi Yi lagi.
"Kamu… benar-benar keras kepala ya" Wali kelas Chi Yi menjadi kesal, "Pergilah! Berdiri di luar selama dua jam pelajaran, kemudian kamu baru boleh kembali ke kelas!"
"..." Guruku… bukannya kamu sendiri tahu nilaiku sangat jelek? Tapi, kenapa malah menghukumku berdiri dua jam pelajaran seperti ini? Kalau kamu saja membuatku tidak bisa mengikuti dua jam pelajaran, lalu bagaimana aku bisa mengejar apa yang dipelajari teman-teman? Tentu saja lagi-lagi Chi Yi hanya berani mengatakannya di dalam hati.
Setelah itu, Chi Yi keluar dari ruang guru dan berdiri membelakangi tembok. Merasa bosan, gadis nakal itu mengunyah permen karet dan membuat balon dengan mulutnya. Permen karet itu pecah dan menempel di mulutnya, kemudian dia menariknya kembali ke dalam mulut dan mengunyahnya. Ketika sedang asik membuat balon, tiba-tiba dia melihat sebuah bayangan hitam yang tegap tengah menaiki tangga dan berjalan ke arahnya. Tubuh pria itu tinggi dan tegap seperti pohon pinus, dia juga tampak seperti elang di kegelapan, dingin tetapi berwibawa. Seluruh tubuh pria itu mengeluarkan aura yang menarik perhatian orang-orang, tidak ada yang dapat mengalahkan auranya.
Postur tubuh itu, aura itu… Dan juga wajah yang dingin itu… Mengapa terlihat begitu akrab ya?! Ya Tuhan! Bukankah dia… pria yang ada di bar semalam?! Tidak mungkin! Walaupun orang berkata dunia ini sempit, tapi tidak mungkin sempit sampai seperti ini, kan? Batin Chi Yi.
Pluk!
Balon di mulut Chi Yi pecah hingga menempel di bibirnya, dia membelalakkan matanya dan termenung menatap pria yang tiba-tiba muncul itu. Setelah terdiam beberapa saat, di dalam kepalanya hanya terlintas, apa yang harus dilakukannya? Apa yang harus dilakukannya? Apa yang yang harus dilakukannya…
Sama seperti sebelumnya, Chi Zuxu yang kini berada di depan Chi Yi langsung mengenalinya. Dia tidak memakai riasan yang berlebihan seperti semalam, wajah bulatnya kini putih bersih, dia tampak lebih cantik dibandingkan tadi malam. Hari ini, dia sangat mempesona, sepasang matanya bersinar, ditambah bulu mata yang lentik membuatnya terlihat semakin menawan, bola matanya yang hitam bersinar bagaikan batu permata, terlihat penuh dengan gairah. Rambutnya yang berwarna coklat kekuningan diikat seperti buntut kuda di belakang, membuatnya terlihat sangat segar dan rapi.
Chi Zuxu pun melangkah mendekati Chi Yi. Matanya yang dalam dan tajam memandangnya beberapa saat, tak lama kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Ternyata kamu adalah murid sekolah ini."
"Apa yang kamu inginkan?" Apakah lelaki berengsek ini mau melaporkan kejadian semalam kepada gurunya? Oh, sialan! Katanya dalam hati. "Tuan, mari kita bicara baik-baik, ya…" Chi Yi segera menarik lengan pria itu, dia takut Chi Zuxu masuk ke dalam ruang guru dan melaporkan kejadian kemarin malam. Kalau pria itu mengatakan semua kejadian memalukan yang terjadi di bar, maka seumur hidup, aku tidak akan punya muka untuk bertemu dengan semua orang. Selain itu, kalau sampai paman ketiga tahu, maka apa yang akan dipikirkan paman tentangku?! Keluhnya dalam hati.