"Anakku, bisakah kamu mendengarkan nasehat ibu untuk masalah ini? Anak itu sudah langsung menyetujuinya, kenapa kamu justru masih tidak setuju? Hah? Kamu yang seperti ini, bagaimana mungkin bisa mendapatkannya?" Liu Que membujuk putranya dengan susah payah.
Lu Liye mengerutkan keningnya dan bertanya, "Dia langsung menyetujuinya?"
"Benar! Langsung menyetujuinya!" Liu Que menganggukan kepala. Lalu, tiba-tiba dia teringat akan hal lain dan kembali berkata, "Oh ya, pagi ini ketika aku menemuinya, wajahnya tidak terlihat baik, wajahnya pucat, seperti tidak ada sedikit darah pun di sana. Entah apakah dia sakit atau tidak. Ada lagi, dahinya terluka! Sepertinya mengeluarkan banyak darah, tapi sama sekali tidak diobati. Entahlah sekarang bagaimana. Dia seperti terantuk sesuatu… Halo! Halo! Halo…"