Waktu mengalir dengan tenang.
Meng Xinlan, sudah pergi.
Sebelumnya, dahi Wei'ai membentur tiang tembok, wajahnya memucat, fisik maupun mentalnya sangat lelah.
Wei'ai menutup mata, setengah terjaga dan setengah tertidur.
Tiba-tiba, bahunya tercubit, membuatnya tersadar.
Membuka matanya dan mengetahui bahwa itu adalah anak buah Wei Qiang.
Berpikir bahwa belum lama ini, itu adalah dia, yang hampir menghancurkan dirinya sendiri, hati Wei'ai gemetaran... Saat dia menyaksikan pria itu menyeret dirinya ke luar, meninggalkan ruangannya.
Seluruh tembok berwarna abu-abu dan tidak ada jendela untuk melihat keluar.
Di tengah ruangan, hanya ada bola lampu sederhana, bersinar dalam kegelapan.
Pria dengan bekas luka diwajahnya itu membawa Wei'ai, melemparkannya ke tanah tanpa ampun... Wei'ai yang lemah terjatuh ke tanah, membuatnya merasa pusing dan sangat tersiksa.