Meski dalam situasi semacam ini, Shen Shaobai sama sekali tidak takut membuka mulutnya. Dia lanjut begitu saja mengajari kekurangan Wei'ai.
Padahal luka di lehernya lumayan dalam, Shen Shaobai seperti tidak merasakan sakit. Bahkan, Wei'ai dengan takut berpikir, jika tadi dia tidak melepaskan tangannya, membiarkan tindakan gila Shen Shaobai, mungkin nyawanya benar-benar akan hilang.
Tentu saja Wei'ai tidak benar-benar berniat membunuhnya. Dia hanya ingin pergi dari tempat ini!
Shen Shaobai mengambil pecahan keramik itu, setelah dimainkan beberapa saat, dia lalu membuangnya ke lantai.
Setelah merasakan Wei'ai terdiam, dia mengulurkan tangannya ke depan dan menyentuh wajahnya: "Gadis kecil, lebih baik menurut. Jangan menyentuh benda berbahaya, jika tidak, benda itu bukannya melukai orang lain tapi malah balik melukai diri sendiri."
Selesai berbicara, badannya yang tegap kembali menindih tubuh Wei'ai.
Setelah kejadian ini, Wei'ai seketika lupa menolak tubuh Shen Shaobai yang mendekat. Dia baru merasakannya ketika Shen Shaobai sedang memeluknya. Lantai terasa dingin, tidak beberapa lama kemudian Wei'ai sadar, lalu mengangkat kepalanya dengan tatapan curiga saat memandangi lelaki itu.
Bibir Wei'ai bergetar, dengan hati-hati membuka mulutnya: "Shen Shaobai, kamu…."
Belum selesai berbicara, Shen Shaobai menciumnya.
Sebelumnya, ciumannya yang panas membuatnya tidak bisa tidak menerimanya. Namun ciuman Shen Shaobai kali ini luar biasa lembut… Bibir Shen Shaobai yang dingin, dengan ringan mengusap bibirnya, ketika Wei'ai sudah terbiasa, barulah ia mengikuti gerakannya.
Bulu mata Wei'ai yang bergetar terlihat halus, seperti sayap kupu-kupu, bergerak dengan indah.
Wei'ai sama sekali tidak mahir dalam berciuman.
Ciuman Shen Shaobai seperti pelan-pelan menenggelamkannya, pikirannya kosong, seperti mabuk dalam ciumannya. Wei'ai merasa asing dengan perasaan seperti ini. Didepan matanya, dia melihat kedua bola mata lelaki itu dalam-dalam. Mata yang jika marah akan terlihat seperti angin topan, menghancurkan segala sesuatu yang ada di hadapannya.
Namun saat ini mata itu justru terlihat tenang seperti lautan luas yang mampu menampung beribu makhluk.
Pikiran Wei'ai serasa mabuk kepayang. Segala sesuatu terlihat gelap di depan matanya. Setelah melalui berbagai macam hal, akhirnya dia tidak tahan dan kemudian pingsan!
Melihat perempuan yang di bawah tubuhnya, hati Shen Shaobai merasa rumit. Ketika dia memikirkan saat Wei'ai mengancam akan membunuhnya, perasaannya seperti jatuh kedalam lubang yang sangat dalam. Ancamannya sama sekali tidak diperdulikannya. Sebagai seorang penerus yang dimanjakan, sejak kecil Shen Shaobai sudah mengalami berbagai macam bahaya yang tidak bisa terpikirkan!
Karena itu, dia tersenyum dingin, Shen Shaobai menggunakan tubuhnya sebagai percobaan, agar Wei'ai mengerti, bagaimana caranya membunuh orang.
Tetapi akhirnya, hal tersebut membuat Xia Wei'ai syok.
Ketika mengelusnya, Shen Shaobai merasakan dengan jelas, seluruh tubuhnya gemetaran, entah apa yang dirasakan dalam hatinya, Shen Shaobai tidak tahan untuk menciumnya. Ciumannya penuh kelembutan, seperti sedang berusaha untuk menenangkannya.
Selain Tong Hua, dia tidak pernah selembut ini terhadap wanita lain.
Tetapi saat ini, dia melakukan pengecualian!
Lama kelamaan, gadis yang ada di bawah tubuhnya ini sama sekali tidak bergerak. Awalnya Shen Shaobai tidak berpikiran terlalu banyak, mengira bahwa ia tidak lagi meronta karena takut. Tetapi setelah Shen Shaobai menyelesaikan ciumannya, Wei'ai masih tidak mengeluarkan suara, barulah Shen Shaobai sadar bahwa ada yang tidak beres!
"Apakah kau sangat terkejut?"
Shen Shaobai mencoba bertanya.
Jawaban yang Shen Shaobai terima hanyalah kesunyian.
"Xia Wei'ai, kalau kamu masih tidak mengeluarkan suara, aku akan melakukan apapun pada tubuhmu sekarang juga."
Shen Shaobai pikir jika dia berkata begitu, Xia Wei'ai pasti akan segera meresponnya.
Tetapi sama sekali tidak ada respon!
Wei'ai terbaring di sana, tetap tidak bergerak, nafasnya juga terasa pelan, membuat Shen Shaobai hampir tidak bisa merasakannya. Di sekelilingnya, bagaikan dipenuhi dengan kegelapan, meskipun Shen Shaobai sudah terbiasa, tetapi saat ini dia merasa tidak berdaya!
"Xia Wei'ai…"
Dia mengulurkan tangannya untuk mengusap wajahnya sambil memanggil namanya.
Pada saat itu juga di dalam pikiran Shen Shaobai muncul wajah Tong Hua!
Dulu, dia bersandar di kakinya, mengerucutkan bibirnya: "Kakak Shaobai, namaku sangat bagus bukan? Tong Hua, Tong Hua, seperti nama tuan putri dalam cerita dongeng…."
Tong Hua, namanya memang bagus.
Tetapi saat ini, yang dia pikirkan bukanlah Tong Hua, melainkan Xia Wei'ai.
Jika Tong Hua adalah tuan putri yang ada didalam cerita dongeng, namun dalam akhir cerita, Shen Shaobai bukanlah pangerannya. Lalu Wei'ai, dalam seumur hidup Wei'ai, siapakah pangeran itu?
Setelah memastikan bahwa Wei'ai pingsan, Shen Shaobai dengan cepat mengangkatnya, kemudian berteriak ke arah pintu: "Pelayan, cepat masuk."
Dengan cepat, pintu segera terbuka.
Gadis pelayan itu selama ini tetap menunggu diluar, itu karena hidup Tuan Muda agak susah. Karena dibatasi oleh pintu, pelayan itu tidak bisa mendengar suara di dalam dengan jelas, sehingga itu membuatnya khawatir.
Tetapi temperamen Tuan Muda tidak stabil, tidak suka diganggu orang lain. Jika Tuan Muda tidak bersuara, maka tidak ada yang berani masuk.
Kali ini mendengarnya memanggil, membuat pelayan itu terkejut dan buru-buru masuk.
Tetapi ketika dia melihat pemandangan di depan dengan seksama, dia tertegun.
"Tuan Muda, Anda kenapa?"
Ia mengira Xia Wei'ai membuat marah Tuan Muda, karena itu Tuan Muda ingin mengusirnya dari pulau Asura.
Tetapi tidak disangka, Tuan Muda setengah berlutut di lantai, di pelukannya ada Xia Wei'ai. Meskipun Shen shaobai belum membuka mulutnya, dia sudah menyadarinya——Tuan Muda sedang panik!
Dia panik… karena Xia Wei'ai?
Setelah memikirkannya, pelayan itu maju kedepan, dengan pelan berkata: "Tuan Muda, lantai sangat dingin, Anda duduk saja, biar saya yang menanganinya."
Ketika pelayan itu mendekat, barulah ia bisa dengan jelas melihat, kedua mata Xia Wei'ai tertutup dan dengan wajah yang pucat berbaring di sana. Baju tidurnya berantakan, bibirnya membengkak, tidak sulit menebak apa saja yang terjadi barusan.
Gadis pelayan membungkukkan badannya, kemudian mengambil Xia Wei'ai dari tangan Shen Shaobai.
Setelah dilihat-lihat, gadis ini memang sedikit mirip dengan Tong Hua, tetapi tidak luar biasa cantik seperti Tong Hua, Wei'ai lebih ke kecantikannya yang polos. Jika dibandingkan, dia cantik karena polos. Tetapi karena dia masih muda, wajahnya tampak lembut dan belum dewasa sepenuhnya.
Hanya begini saja sudah memberikan kesan yang dalam, tidak bisa dibayangkan dua tahun kemudian mungkin akan melebihi kecantikan Tong Hua!
Shen Shaobai terdiam, kemudian memberikan Wei'ai kepada gadis pelayan. Pada saat gadis itu meninggalkan pelukannya, dalam hatinya merasakan perasaan kehampaan yang aneh.
Gadis pelayan itu meletakkan Wei'ai di lantai, kemudian dia membantu Shen Shaobai duduk di kursi roda, orang yang tidak bisa melihat biasanya tidak bisa membedakan arah.
Pada saat pelayan itu hendak membuka mulutnya, dia baru memperhatikan leher Shen Shaobai yang berdarah. Wajahnya seketika pucat: "Tuan Muda, Anda berdarah! Apa yang terjadi?"
"Hanya luka kecil, tidak perlu dibesar-besarkan."
Dengan tenang dia membalas perkataannya, Shen Shaobai sama sekali tidak peduli.
Gadis pelayan itu menggigit bibirnya, dengan tatapan benci memandang gadis yang sedang pingsan itu. Wei'ai benar-benar pembawa masalah. Baru sebentar saja sudah membuat Tuan Muda terluka!
"Panggil Tuan Ning."
Gadis pelayan kemudian keluar untuk memberikan perintah.
Ningyuan, lulusan jurusan kedokteran, ahli medis, tumbuh bersama dengan Tuan Muda, hubungan mereka juga baik. Karena Tuan Muda keras kepala, tidak mau ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan, dia biasa datang ke tempat ini setiap beberapa hari sekali untuk mengecek kondisi tubuh Tuan Muda.
Gadis pelayan dengan berat hati mengangkat Wei'ai dari lantai. Tetapi tenaganya tidak cukup kuat, tidak bisa menggendongnya pergi.
Tanpa daya, dia kemudian melambaikan tangan agar pengawal diluar masuk dan menggendong Xia Wei'ai pergi.
Shen Shaobai duduk di atas kursi roda, mendengar gerakan gadis pelayan. Ketika pengawal masuk dia baru sadar, gadis pelayan itu menyerahkan Wei'ai kepada orang lain.
Setelah memikirkannya, alis matanya berdenyut, kemudian mengeluarkan kata-kata yang tidak disangka: "Taruh dia dalam pelukanku…"
Kenapa bisa memikirkan hal semacam itu?
Shen Shaobai sendiri juga tidak mengerti, pikiran itu hanya terbesit dalam pemikirannya, dia tidak ingin lelaki lain——menyentuh Xia Wei'ai!