"Sial! sial!! sial…!!!"
Pada sebuah rumah besar di ibu kota, serangkaian amukan terdengar.
Ye Feng dengan kesal merobek-robek koran di tangannya sampai hancur dan membuangnya dengan ganas. Sobekan kertas koran itu berkibar dan bertebangan di depan matanya, seperti kupu-kupu yang terbang beriringan.
Ye Feng telah merobek koran itu berkeping-keping dan membuangnya, namun ia masih belum lega untuk meluapkan kemarahannya. Ia pun membanting meja di depannya ke lantai dan tiba-tiba mengambil beberapa langkah ke depan.
Ye Feng pun mengambil vas di atas meja dan melemparkannya juga ke lantai. Tidak hanya vasnya yang hancur, tetapi keramik pada lantainya juga tampak pecah dalam sekejap. Pecahan ubinnya berserakan ke mana-mana.
"Brak! brak! brak!!!"