Mata Ye Ming berkedip-kedip seakan keberatan dengan menjawab panggilan tersebut. Meskipun tahu bahwa panggilan ibunya bukanlah hal yang baik dan pasti akan dipaksa kembali ke ibukota untuk mempersiapkan pertunangannya, Ye Ming pun bertekad untuk tidak menjawab panggilan tersebut.
Akan tetapi, pada akhirnya ia tetap menekan tombol jawab. Bagaimanapun juga, telepon itu dari ibunya. Lebih tepatnya, panggilan itu dari orang yang sangat dekat dengannya. Sebagai keturunannya, ia pun harus tetap menerima panggilan itu meskipun tidak ingin membicarakan masalah pertunangan itu.
"Bu, kenapa belum tidur? Kenapa meneleponku larut malam? Ada apa?"Ye Ming pura-pura bingung ketika panggilan itu tersambung.
"Jangan pura-pura bingung, kenapa kamu tidak mengerti alasanku memanggilmu?" Qin Si mendengus pelan di ujung telepon.