"Biarkan aku berpikir dulu. Aku minta maaf, Kak Lu, aku tidak bisa langsung menjawabmu. Biarkan aku memikirkannya dulu," ujar Zou Xiaomi dengan gagap dan tersipu malu. Dia melepaskan lengan Lu Changping dan dengan cepat membuka ikatan celemeknya, kemudian berjalan sambil berpegangan pada dinding. Begitu keluar dari dapur, dia merasa lega. Dia membungkuk ke arah Lu Changping dan pergi secepat mungkin.
"Xiaomi..." Lu Changping memanggil dari belakang. Sayangnya, Zou Xiaomi berjalan lebih cepat dan tidak menghiraukannya, seolah-olah gadis itu dipanggil oleh hantu. Dia pun tidak berani naik lift, lalu akhirnya berlari menuruni tangga.
Zou Xiaomi berlari ke bawah dan tidak berani tinggal lebih lama di area apartemen Lu Changping. Dia berlari pulang menuju apartemen Gu Zijun dengan cepat karena takut pria itu akan menyusulnya. Dan pada saat itu, dia tidak tahu harus berbuat apa.
Faktanya, saat Lu Changping mengakui perasaan padanya, Zou Xiaomi benar-benar tidak menyangka, dia bahkan tidak pernah memiliki mimpi seperti itu. Hanya sesekali dia membayangkan itu akan terjadi, namun sekilas saja terbayang dipikirannya dan langsung ditepis lagi olehnya. Sangat mustahil Lu Changping akan mempunyai perasaan seperti itu padaku, batinnya.
Namun sekarang, hal mustahil ini terjadi, tetapi Zou Xiaomi merasa ini tidak benar. Ini sulit dipercaya dan juga membuatnya sangat bingung. Ada lebih banyak hal untuk ditakutkan daripada hal-hal untuk kesenangan. Hal ini membuatnya frustrasi karena tidak tahu mengapa dia merasa ketakutan. Jelas-jelas, dia berpikir seharusnya dirinya bahagia, tetapi dia malah takut bukannya bahagia malah mati.
"Hei, apa yang kamu pikirkan, kenapa fokus sekali?" Ketika Zou Xiaomi sampai di pintu apartemen Gu Zijun dan hendak membukanya, tiba-tiba terdengar suara seorang pria di dekatnya. Suara tersebut membuatnya gemetar dan buru-buru bersandar ke satu sisi.
Ye Chaoyang tersenyum lebar melihat wajah Zou Xiaomi yang ketakutan. Dia lalu berkata sambil tersenyum, "Apa kamu habis bertemu orang jahat? Itu yang membuatmu ketakutan?"
Awalnya, Ye Chaoyang mengucapkan kalimat tersebut hanya untuk bercanda. Namun, rupanya raut Zou Xiaomi yang masih terlihat dalam kondisi baik langsung berubah menjadi muram. Dia pun tidak bisa menahan rasa penasarannya dan bertanya dengan suara rendah, "Apakah kamu benar-benar habis bertemu dengan orang jahat? Katakan padaku siapa orang itu."
"Tidak, mana mungkin ada orang jahat di siang hari." Wajah Zou Xiaomi menjadi merah dan dia dengan cepat membuka pintu.
Ye Chaoyang akhirnya mengikuti Zou Xiaomi masih ke dalam apartemen. Walaupun sebenarnya sungkan, tetapi dia memutuskan untuk bertanya, "Mengapa kamu kelihatan aneh kalau memang tidak bertemu orang jahat? Aku pikir kamu habis bertemu dengan orang jahat dan dia melecehkanmu. Kalau kamu benar mengalaminya, tolong beritahu aku. Aku akan memberinya pelajaran!"
"Kamu?" Zou Xiaomi menatap Ye Chaoyang dengan heran seolah omongannya sulit dipercaya.
"Iya, aku. Kamu pikir aku tidak bisa melakukannya? Jangan lupa bagaimana kita bisa saling mengenal pertama kali. Aku sangat ahli dalam hal itu," tutur Ye Chaoyang sembari mengayunkan tinjunya ke depan Zou Xiaomi untuk membuat penampilan berotot.
"Ya, aku percaya padamu. Tapi kenapa kamu di sini sepagi ini? Bukankah harusnya jadwal lesnya sore hari?"
"Haha, bukan untuk les. Karena makanan yang kamu masak terakhir kali enak, jadi aku kesini lebih dulu untuk melihat apakah aku bisa mengambilnya sebagai makan siang." Ye Chaoyang menggaruk kepalanya sambil tersenyum. Meskipun dia terlihat malu-malu, sebenarnya dia tidak merasa malu sama sekali.
"Jadi, kamu ingin makan disini? Sangat bisa! Aku harus melakukan yang terbaik untuk makan siangmu. Beristirahatlah dan tunggu aku memasak untukmu."