Lu Changping memiliki banyak jenis bahan masakan di dapurnya. Zou Xiaomi pun akhirnya membuat banyak masakan meskipun mereka hanya berdua. Sebut saja daging babi rebus, ayam goreng, sup tahu ikan gurame dan babi goreng dengan seledri, siap dihidangkan dan disantap.
Zou Xiaomi tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk memasak semua hidangan tersebut. Karena Lu Changping sama sekali tidak tahu cara memasak, jadi dia tidak memperbolehkannya untuk membantu memasak. Semua masakan sudah siap dihidangkan, tetapi dia masih sibuk di dapur, seperti peri kecil.
Saat memasak, Zou Xiaomi sangat serius dan penuh perhatian sehingga tidak merasakan bahwa Lu Changping mengawasinya dari belakangnya. Ketika hendak mengambil piring, dia membalikkan badan dan menemukan pria itu berdiri di pintu dapur sepanjang waktu sambil memandangnya dengan penuh kasih.
"Kenapa kamu masih disini?" Zou Xiaomi bertanya sambil tersenyum, tetapi dia sedikit gugup. Wajahnya menjadi merah tak terkendali.
Lu Changping tersenyum dan mendatanginya lalu berkata, "Tidak ada yang memasak untukku selama bertahun-tahun. Saat aku melihatmu, aku merasa sangat tersentuh. Xiaomi… Terima kasih."
"Mengapa kamu sungkan begitu? Kita kan berteman dan kamu tidak harus berterima kasih atas hal kecil ini," ucap Zou Xiaomi sembari tersenyum dengan wajah yang merah.
"Teman? Apakah kita hanya teman?" Lu Changping menatapnya dan bertanya dengan suara serius.
Zou Xiaomi terkejut, lalu tersenyum dan berkata, "Kalau bukan teman, memangnya apa lagi hubungan kita ini? Kak Lu, aku benar-benar menganggapmu sebagai sahabatku."
"Tapi Xiaomi, aku tidak menganggapmu sebagai temanku, setidaknya bukan teman biasa." Lu Changping berkata dengan penuh semangat. Lalu, setelah terdiam sejenak, dia melanjutkan perkataannya dengan raut wajah sedih, "Xiaomi, aku tidak pernah mengira aku salah sebelumnya. Tapi, sekarang aku pikir memang diriku salah, itu adalah kesalahan besar. Sungguh, aku merasa kesakitan sekarang. Setiap kali aku melihatmu, aku merasakan kesakitan." Dan menundukkan kepalanya dan tersedak, seolah itu benar-benar menyakitkan.
"Kak Lu, ada apa denganmu? Kenapa begitu? Ini aku. Apakah kamu merasa sakit saat melihatku? Kalau begitu aku akan pergi sekarang… Aku akan pergi sekarang," tutur Zou Xiaomi yang ketakutan dan cemas. Kemudian, dia membuka celemeknya dan berniat pergi, tapi sebelum keluar dari pintu apartemen, dia jatuh ke pelukan Lu Changping.
Lu Changping memeluknya dengan sangat erat. "Xiaomi, jangan pergi! Kehadiranmu bukannya membuatku tidak nyaman, tapi sebaliknya. Aku sangat senang saat melihatmu. Dulu aku berpikir bahwa aku mencintai Tang Linyan, tetapi saat kamu mengatakan akan menikah dengan Gu Zijun, aku tahu siapa yang benar-benar aku cintai. Xiaomi, aku menyukaimu, aku menyukaimu! Aku tahu sudah terlambat, tapi aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri. Jika aku tidak mengatakannya, aku takut tidak merasa tenang selama sisa hidupku. Xiaomi, maafkan aku, maafkan aku…"
"Lu… Kak Lu, apakah kamu menyadari apa yang sedang kamu bicarakan saat ini?" Zou Xiaomi yang berada dalam dekapan Lu Changping benar-benar terkejut. Kini seluruh otaknya seolah menjadi berantakan.
Lu Changping mengangguk berat dan berkata, "Aku sadar. Tentu saja aku menyadari apa yang aku katakan. Xiaomi, kata-kata ini bukanlah angin lalu, aku tidak sedang bercanda. Apa yang aku katakan itu benar, aku menyukaimu. Xiaomi, aku mencintaimu."
"Tapi…" Zou Xiaomi cemas. Hatinya tidak tenang dan pikirannya bahkan lebih kacau. Pengakuan tiba-tiba Lu Changping membuatnya linglung, dia tidak tahu mengapa itu terjadi. Pria itu adalah orang yang tidak meliriknya sama sekali sejak dulu, bagaimana mungkin dia tiba-tiba mengungkapkan cinta padanya.