Chereads / Cinta Itu Candu / Chapter 49 - Fotografer Tampan

Chapter 49 - Fotografer Tampan

"Tidak bisakah kamu memakai sesuatu yang normal?" Gu Zijun mengerutkan kening karena tidak suka melihat pakaian yang dikenakan Zou Xiaomi.

"Apa yang salah denganku? Pakaian ini sangat bagus kok." Zou Xiaomi mengulurkan tangannya dan menatap pakaiannya. Dia merasa pakaiannya sangat bagus.

Gu Zijun mengambil napas dalam-dalam, mengangkat pergelangan tangannya dan melihat jam. Dia pikir sudah terlambat menyuruh Zou Xiaomi untuk berganti pakaian. Dia hanya bisa berkata tak berdaya, "Baiklah pakai itu saja! Hari ini, waktu kita sangat mepet. Lain kali, kamu harus mengenakan pakaian yang aku belikan untukmu atau lebih baik kita tidak jadi pergi saja."

Memangnya siapa yang ingin berkencan dengannya, apalagi menggunakan pakaian yang dia belikan. Saat ini ada begitu banyak salju di luar, bagaimana mungkin untuk pergi? Pikirnya. Tetapi saat memikirkan hubungan antara keduanya, Zou Xiaomi tidak berani mengeluh terang-terangan. Walaupun dia mengeluh, tidak ada jaminan Gu Zijun akan menghiraukannya.

Gu Zijun mengendarai mobilnya langsung menuju ke sebuah area di kota, area itu dipenuhi dengan toko foto pernikahan sehingga dikenal sebagai 'Tempat Bahagia'. Namun, level foto pernikahan di sini juga dibagi menjadi 369 macam, ada tiga jalan dengan tiga level yang berbeda. Meskipun Zou Xiaomi tidak tahu banyak tentang ini, dia dulu memiliki seorang teman yang menyukai kehidupan orang kaya saat masih bekerja, temannya itu mempelajari tempat ini dengan mendalam. Bahkan jika tidak ingin tahu tentang tempat ini, dia terpaksa harus mendengarkan temannya itu bercerita berulang kali. Akhirnya, secara tidak sengaja, dia sedikit banyak tahu tentang tempat tersebut.

Gu Zijun membawa Zou Xiaomi langsung ke jalan kelas paling atas sehingga membuat gadis itu langsung ketakutan. Katanya, harga di jalan paling atas terlalu mahal, jadi dia ingin menahan Gu Zijun. Namun, tiba-tiba dia menyadari identitas pria itu dan menghentikan ide gilanya.

"Apakah Ajie ada di sana?" Gu Zijun membawanya ke toko bergaya Eropa dan bertanya kepada penjaga di pintu segera setelah dia masuk.

Gu Zijun seolah sering datang ke tempat ini. Ketika penjaga pintu melihatnya, dia segera menunjukkan senyum tersanjung dan berkata, "Halo, Tuan Gu, bosnya ada di sini. Saya akan segera memberitahunya."

Penjaga pintu tersebut berkata hampir dengan sangat cepat, dia lalu berlari ke meja depan untuk menelepon. Setelah beberapa saat, seorang pria pun turun dari lantai atas. Dia adalah seorang pemuda yang artinya berusia dua puluhan lebih dan kurang dari tiga puluhan. Rambutnya tampak dikuncir kuda dan memiliki kumis.

Zou Xiaomi merasa pakaian yang dikenakan pria itu sangat biasa, dia tidak tampak seperti seorang yang berasal dari kalangan atas. Dia berpikir mungkin saja pria itu berasal dari kalangan yang berbeda, namun entah kenapa pria itu tampak menyebalkan baginya. Pria itu memiliki wajah yang tampan, bahkan dengan pakaian aneh yang dikenakannya, dia masih tetap terlihat tampan.

"Ah… Jun, sudah lama tidak bertemu." Pria bernama Ajie itu tampaknya berteman baik dengan Gu Zijun. Dia memberinya pelukan segera setelah dia muncul.

Ajie berdiri di antara Gu Zijun dan Zou Xiaomi. Tiba-tiba, gadis itu bersembunyi ke di balik tubuh Gu Zijun karena malu. Pasalnya, pria itu menggenggam tangannya, dia merasa bahwa tindakannya berlebihan.

Gu Zijun juga terlihat jelas tidak menyukai sambutan seperti itu. Dia berkomat kamit di sudut mulutnya dan tertawa, kemudian mendorong Ajie untuk menjauh. Dia pun menarik Zou Xiaomi, menabrak lengan Ajie dan menunjuk calon istrinya itu, lalu berkata, "Ajie, ini istriku Zou Xiaomi. Aku datang ke sini hari ini untuk memintamu mengambil foto gaun pengantin kami."

"Apa? Istrimu?" Seru Ajie sambil menatap Zou Xiaomi dengan ngeri.

Zou Xiaomi buru-buru menyusut ke lengan Gu Zijun, entah mengapa dia merasakan mata pria itu mengerikan. Sebelum mendengar bahwa dia adalah istri Gu Zijun, pria itu terlihat seperti tidak sabar untuk memakannya.

Senyum Gu Zijun menjadi semakin dalam. Dia berkata sambil tersenyum, "Iya, aku sudah mengatakan bahwa aku akan menikah, kan?"