Chereads / Cinta Itu Candu / Chapter 12 - Membawa Pulang Untuk Bertemu Orang Tua

Chapter 12 - Membawa Pulang Untuk Bertemu Orang Tua

Nyonya Tang yang sangat marah pergi ke rumah Zou Xiaomi dan berniat menyelesaikan masalah putrinya. Namun, rupanya gadis itu tidak pulang ke rumah.

Gu Zijun selalu menghadapi suatu hal dengan penuh semangat dan pikiran panjang hingga sepertinya Zou Xiaomi sudah dibuat pusing olehnya. Dia bingung, bagaimana memberitahunya agar dapat memahami perjanjian itu, akhirnya, dia memutuskan segera membawanya pulang ke rumah untuk bertemu kedua orang tuanya.

Zou Xiaomi mengalami ketakutan, bagaimana mungkin dia pergi ke rumah Gu Zijun untuk bertemu dengan orang tuanya. Dia tidak bisa berpikir apapun lagi saat ini, bahkan pakaian yang dia kenakan saat ini sangat tidak cocok untuk digunakan datang ke rumah pria itu.

Namun, Gu Zijun mengabaikan ketakutan Zou Xiaomi, dia langsung menariknya masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya. Tidak masalah baginya jika pakaian yang dikenakannya tidak cocok, dia hanya perlu membawanya ke toko pakaian merek terkenal dan membelikan pakaian untuknya. Setelah sampai di toko pakaian, dia menyerahkan gadis itu kepada salah satu pelayan. Pelayan itu pun mendandaninya dari atas hingga bawah, bahkan dia juga menata rias rambutnya. Untungnya gadis itu masih berusia muda, meski dia sedikit kurus tidak sulit menemukan pakaian bagus yang cocok untuk dikenakannya.

Beberapa saat kemudian, seorang gadis cantik yang tak lain adalah Zou Xiaomi muncul dari ruang ganti, Gu Zijun pun segera menariknya untuk mendekat ke tubuhnya, dia menyipitkan matanya dan mengangguk puas. Setelah menggesek kartu untuk membayar, gadis cantik yang masih terlihat bingung itu diseret untuk kembali masuk ke dalam mobil.

Ketika Gu Zijun sampai di rumahnya, Tuan Gu dan Nyonya Gu berada di sana. Mereka berdua mengetahui tentang kencan buta putranya hari ini, jadi Tuan Gu membebaskan dirinya dari segala pekerjaan dan menunggu kabar baik darinya di rumah.

Gu Zijun membawa Zou Xiaomi menghadap ke ayah dan ibunya dan memberi hormat militer kepada mereka. Hal ini sudah menjadi kebiasaan keluarga Gu, pasalnya Tuan Gu menghabiskan setengah hidupnya di wilayah militer. Ketika usianya sudah tua, dia terjun ke dunia politik dan memulai berpolitik, namun masih ada gaya militer di jiwanya. Ketika melihatnya, ketiga putranya tidak boleh memanggilnya ayah terlebih dahulu atau memberi hormat dengan cara membungkukkan badan, mereka hanya perlu memberi hormat militer.

"Ibu, Ayah, ini adalah putri Tuan Tang, aku sangat menyukainya," ujar Gu Zijun dengan singkat serta sikap yang menunjukkan ketulusan.

Tuan Gu dan Nyonya Gu sangat terkejut, pertama mereka terkejut dengan sikap Gu Zijun. Kedua, mereka terkejut dengan gadis kecil yang ada di sebelah putranya. Gadis itu memang terlihat cantik, namun jika dilihat secara mendalam dia tidak terlalu cantik. Mereka juga berdua masih ingat, ketika mengatakan kepadanya untuk menikahi putri keluarga Tang, putra ketiganya itu sangat menentang. 'Kita tidak hidup di jaman kuno. Perjanjian ini terlalu kekanak-kanakan! Selain itu, keluarga Tang hanyalah pebisnis pemula biasa, mereka tidak akan memiliki banyak kemampuan untuk membantu dalam karir ku di masa depan. Pernikahan politik ini benar-benar tidak masuk akal,' ujar Gu Zijun saat itu.

Gu Zijun memang menyetujui kencan buta, itu pun karena kedua orang tuanya memaksanya dengan mati-matian. Tuan Gu dan Nyonya Gu berpikir bahwa putranya pasti akan cemberut karena tidak menyukai kencan buta itu ketika pulang, namun mereka tidak menyangka kalau dia akhirnya benar-benar menyetujui perjanjian itu dan tampaknya memang sangat bahagia. Sikapnya tidak membuat orang tuanya penasaran, mereka malah lebih penasaran kepada Zou Xiaomi. "Nona Tang? Benar-benar tidak salah, kamu sangat cantik," Nyonya Gu membuka suara terlebih dahulu dan memandang gadis pilihan anaknya itu dengan senyuman penuh kasih seperti dewa Buddha.

Akan tetapi, Zou Xiaomi menarik sudut bibirnya dan memandang Tuan Gu serta Nyonya Gu dengan canggung. Dia belum pernah melihat Tuan Gu secara langsung, dia hanya sering melihatnya di dalam berita pada siaran TV. Ketika bertemu dan bertatap muka secara langsung seperti ini, dia benar-benar merasa takut hingga membuat kaki dan perutnya gemetar karena ketakutan. Bahkan di hadapan Nyonya Gu, dia seolah menjadi batu seperti patung Buddha dan tidak mengatakan sepatah kata pun.